Pancurajipost.com - Stadion Utama Palaran (juga dikenal sebagai Stadion Utama Kaltim) adalah stadion serbaguna yang terletak di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia.
Stadion ini merupakan bagian dari Kompleks Olahraga Stadion Utama Kalimantan Timur, yang memiliki luas total 88 hektar.
![]() |
Stadion Utama Palaran Foto Drone |
Dibangun untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII tahun 2008, stadion ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, pada 18 Juni 2008.
Berikut adalah penjelasan detail tentang Stadion Utama Palaran:
Informasi Umum
![]() |
Stadion Utama Palaran Foto Drone |
Lokasi: Simpang Pasir, Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia (Koordinat: 0°35′10″S 117°07′54″E).
Kapasitas: 35.000 penonton. Stadion ini adalah stadion terbesar di Pulau Kalimantan dan merupakan stadion all-seater pertama di Indonesia.
Pemilik: Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Operator: Badan Pengelola Stadion (di bawah Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltim).
Biaya Pembangunan: Rp800 miliar (beberapa sumber menyebutkan hingga Rp3 triliun, termasuk kompleks olahraga).
Arsitek: Dr. Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, Ph.D., dan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Tanggal Pembukaan: 18 Juni 2008, untuk PON XVII.
Sejarah dan Tujuan Pembangunan
![]() |
Stadion Utama Palaran |
Stadion ini menjadi tempat upacara pembukaan (5 Juli 2008) dan penutupan (17 Juli 2008) PON XVII, menandai pertama kalinya PON diadakan di luar Pulau Jawa.
Selain itu, stadion ini juga digunakan untuk babak final dan 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia 2008 serta menjadi kandang sementara klub seperti Persisam Putra Samarinda (Putaran 2 Indonesia Super League 2014) dan sesekali oleh Persiba Balikpapan dan Borneo FC ketika rumput stadion masih dalam kondisi baik.
Namun, setelah PON 2008, stadion ini mengalami penurunan pemanfaatan dan terbengkalai selama bertahun-tahun, dengan kondisi yang memprihatinkan seperti rumput yang tidak terawat, tribun yang retak, dan semak belukar di sekitar kompleks.
Pada 2023–2025, Pemerintah Provinsi Kaltim mulai melakukan revitalisasi untuk mengembalikan fungsi stadion sebagai pusat olahraga, pendidikan, dan wisata.
Fasilitas Stadion Utama Palaran
Stadion Utama Palaran dirancang sebagai stadion bertaraf internasional dengan fasilitas berikut:
![]() |
Lapangan Stadion Utama Palaran Foto (YD Kr) |
Lapangan Utama: Menggunakan rumput jenis Zoysia Matrella yang memenuhi standar FIFA (meskipun kondisinya menurun sejak 2008). Harga rumput diperkirakan Rp85.000–Rp110.000 per meter.
![]() |
Tribun Stadion Utama Palaran Foto (ersurrender) |
Tribun: Kapasitas 35.000 kursi, semua single-seat (stadion all-seater pertama di Indonesia, mendahului Stadion Gelora Bung Karno). Terdiri dari dua tingkat tribun, tetapi beberapa bagian dilaporkan retak dan ambles.
Atap: Struktur atap baja berbentuk kanopi dengan bentang ±40 meter, dirancang tanpa kolom penghalang untuk memberikan pandangan bebas bagi penonton. Baja dipilih karena kekuatannya yang tinggi dan bobot yang lebih ringan untuk bentang panjang.
![]() |
Lintasan Tartan Stadion Utama Palaran |
Lintasan Atletik: Lintasan tartan delapan lajur mengelilingi lapangan utama.
Papan Skor Digital: Terletak di sisi utara stadion.
Area Parkir: Luas, mampu menampung berbagai jenis kendaraan.
Keamanan: Dilengkapi kamera CCTV, keamanan 24 jam, dan satpam.
Fasilitas Pendukung:
![]() |
Venue Stadion Utama Palaran |
- Area latihan yang luas.
- Kompleks olahraga dengan 10 gelanggang (venue) untuk berbagai cabang olahraga.
- Rencana pembangunan jogging track sepanjang 3 km dengan lebar 1,5 meter (diumumkan pada 2023).
- Penanaman ribuan pohon buah-buahan (mangga, rambutan, jambu, jeruk, durian) untuk mendukung wisata buah dan penghijauan.
- Penerangan bertenaga surya sebagai bagian dari pembenahan.
Catatan: Sejak 2018, stadion ini jarang digunakan untuk event olahraga besar karena kondisinya yang memburuk. Namun, revitalisasi yang dimulai pada 2023 telah memperbaiki lapangan sepak bola, area sekitar, dan fasilitas lainnya.
Kondisi dan Revitalisasi
Kondisi Awal (2008–2018): Setelah PON 2008, stadion ini hanya sesekali digunakan untuk pertandingan sepak bola lokal, konser musik, atau acara masyarakat seperti senam.
Kondisi stadion memburuk dengan lapangan yang gersang, rumput yang tidak terawat, tribun yang retak, dan semak belukar liar di sekitar kompleks. Biaya perawatan yang tinggi (estimasi Rp160 miliar berdasarkan audit 2016) menjadi kendala utama.
Revitalisasi (2023–2025):
Pada 2020, Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltim mulai membersihkan semak belukar dan merapikan pagar stadion atas perintah Gubernur Isran Noor.
Pada 2023, perbaikan lanjutan dilakukan, termasuk penanaman 5.250 bibit pohon buah oleh Dinas Kehutanan dan BPSDM untuk menciptakan kawasan wisata buah.
Pada Februari 2025, tahap awal rehabilitasi lapangan sepak bola diresmikan oleh Pj Gubernur Akmal Malik. Proyek ini bertujuan menjadikan stadion sebagai pusat olahraga dan pertumbuhan ekonomi baru di Samarinda selatan.
Rencana modernisasi (diumumkan November 2024) bertujuan menjadikan stadion bertaraf internasional, dengan fokus pada perbaikan lapangan sepak bola dan fasilitas olahraga lainnya.
Program Layanlagadiksata (Layanan Pendidikan Olahraga dan Wisata) diluncurkan untuk menjadikan stadion sebagai pusat pendidikan olahraga bagi atlet muda, sekaligus destinasi wisata.
Rencana pembangunan jogging track dan peningkatan fasilitas pendukung diumumkan untuk mendukung kegiatan masyarakat.
Penggunaan Terkini
Event Olahraga: Stadion ini pernah digunakan untuk:
- Upacara pembukaan dan penutupan PON XVII (2008).
- Babak final dan 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia 2008.
- Laga Timnas Indonesia U-19 vs. Persisam Putra U-19.
- Kandang sementara Persiba Balikpapan dan Borneo FC.
- Acara senam tingkat provinsi secara rutin.
Event Non-Olahraga:
- Konser musik, seperti konser Sheila On 7 pada Juli 2024.
- Upacara HUT ke-79 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024, yang menarik ribuan masyarakat.
- Pemanfaatan Masyarakat: Stadion ini sering digunakan untuk pertandingan persahabatan lokal dan kegiatan olahraga ringan seperti jogging.
Aksesibilitas
Google Map Stadion Utama Palaran
Alamat dan nomor telepon Stadion Utama Palaran
Akses lokasi dan Transportasi
Lokasi: Berdekatan dengan Tol Samarinda-Balikpapan dan Sungai Mahakam, dekat dengan fasilitas publik seperti RSUD Inche Abdoel Moeis dan Museum Merah Putih.
Transportasi: Tidak ada trayek angkutan umum (angkot) yang langsung melewati stadion. Pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi atau ojek daring.
Dari Samarinda, atau Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto ke Stadion Utama Palaran jaraknya sekitar 37,6 km, dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 15 menit.
Dari Balikpapan, atau Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan ke Stadion Utama Palaran perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam 50 menit dengan jarak sekitar 101 Km melalui jalur darat dengan rute Tol Balikpapan-Samarinda.
Retribusi Masuk: Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2024, dikenakan tarif masuk kawasan stadion (contoh: Rp3.000 untuk mobil, Rp2.000 untuk motor).
Tantangan dan Kritik
Pengelolaan: Stadion ini sempat dianggap sebagai “monumen kegagalan” karena kurang dimanfaatkan pasca-PON 2008. Biaya perawatan yang tinggi dan anggaran pemeliharaan yang terbatas (Rp1,3 miliar per tahun) menjadi masalah utama.
Kondisi Fisik: Sebelum revitalisasi, stadion menghadapi masalah seperti rumput yang rusak, tribun retak, lintasan tartan yang kusam, dan papan skor digital yang tidak berfungsi.
Pemanfaatan: Tidak adanya klub sepak bola besar sebagai tenant tetap dan minimnya event internasional membuat stadion kurang optimal. Ada usulan agar pengelolaan dialihkan ke pihak swasta untuk meningkatkan pemanfaatan.
Potensi dan Rencana Masa Depan
Pusat Olahraga dan Ekonomi: Pemerintah Kaltim berencana menjadikan Stadion Palaran sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Samarinda selatan, dengan fokus pada olahraga, pendidikan, dan wisata.
Event Internasional: Modernisasi yang sedang berlangsung bertujuan memenuhi standar internasional untuk menarik kompetisi besar.
Wisata Olahraga: Dengan penanaman pohon buah dan pembangunan jogging track, stadion ini diharapkan menjadi destinasi wisata olahraga yang menarik.
Pendidikan Olahraga: Program Layanlagadiksata akan mengoptimalkan stadion sebagai pusat pelatihan atlet muda, bekerja sama dengan sekolah olahraga terdekat.
Keunggulan dan Kekurangan
Keunggulan:
- Stadion terbesar di Kalimantan dengan desain bertaraf internasional.
- Lokasi strategis, dekat dengan tol dan fasilitas publik.
- Fasilitas lengkap (meskipun beberapa perlu perbaikan).
- Potensi sebagai pusat olahraga, pendidikan, dan wisata setelah revitalisasi.
Kekurangan:
- Kurangnya pemanfaatan pasca-PON 2008 hingga 2023.
- Kondisi fasilitas yang memburuk sebelum revitalisasi.
- Akses transportasi umum yang terbatas.
- Biaya perawatan tinggi yang sulit ditanggung oleh anggaran daerah.
Kesimpulan
Stadion Utama Palaran adalah aset bersejarah dan monumental bagi Kalimantan Timur, dibangun dengan biaya besar untuk PON 2008.
Meskipun sempat terbengkalai, upaya revitalisasi sejak 2023 menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim untuk menghidupkan kembali stadion ini sebagai pusat olahraga, pendidikan, dan wisata.
Dengan kapasitas 35.000 penonton, desain modern, dan lokasi strategis, stadion ini memiliki potensi besar untuk menjadi venue internasional dan kebanggaan masyarakat Kaltim, asalkan pengelolaan dan pemeliharaan dilakukan secara optimal.
Posting Komentar untuk "Review Stadion Utama Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur"