Pancurajipost.com - Ekowisata Bamboe Wanadesa adalah destinasi wisata berbasis alam yang terletak di Kampung Pati, Jalan Giri Rejo Km 15, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Berada di tepi Waduk Manggar, ekowisata ini menawarkan pesona hutan bambu yang rimbun, panorama air yang tenang, serta suasana asri yang cocok untuk relaksasi, rekreasi keluarga, maupun kegiatan edukasi lingkungan.
![]() |
lorong bambu di Ekowisata Bamboe Wanadesa Foto (dyan kurniawan) |
Berikut adalah penjelasan mendalam tentang Ekowisata Bamboe Wanadesa, mencakup sejarah, pengelolaan, fasilitas, dampak sosial-ekonomi, dan potensi pengembangannya.
Sejarah dan Latar Belakang Ekowisata Bamboe Wanadesa
Ekowisata Bamboe Wanadesa bermula dari inisiatif warga lokal di Kampung Pati, yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Mitra Bersama, untuk mengelola lahan hutan bambu seluas sekitar 3,6 hektare.
Kawasan ini awalnya merupakan bagian dari Hutan Lindung Daerah Aliran Sungai Manggar, di mana sekitar 3.600 bibit bambu ditanam sejak 2014 oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Balikpapan.
Tujuannya adalah untuk mendukung konservasi lingkungan, meningkatkan nilai ekonomi, dan menyediakan oksigen.
Pada Maret 2020, di tengah pandemi Covid-19, banyak warga Kampung Pati yang kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kebijakan Work From Home (WFH).
Kondisi ini mendorong warga untuk menyulap hutan bambu menjadi destinasi wisata, yang resmi dibuka untuk umum pada Mei 2021.
Dengan izin dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (UPTD KPHL) Balikpapan, warga mulai mengelola lahan secara swadaya, membangun fasilitas dasar seperti jalan cor dan gazebo dengan dana dari donasi sukarela pengunjung.
Inisiatif ini terbukti membawa berkah, karena wisata ini tidak hanya bertahan di masa pandemi, tetapi juga berkembang menjadi salah satu destinasi unggulan di Balikpapan.
Kunjungan Presiden Joko Widodo pada Februari 2023 untuk menyerahkan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial (Perhutsos) menjadi momen penting yang meningkatkan popularitas Ekowisata Bamboe Wanadesa secara nasional.
Karakteristik dan Daya Tarik Ekowisata Bamboe Wanadesa
Ekowisata Bamboe Wanadesa memiliki beberapa daya tarik utama yang membuatnya unik:
![]() |
Hutan bambu di Ekowisata Bamboe Wanadesa Foto (Ponti 23 ) |
Hutan Bambu yang Asri: Kawasan ini dipenuhi pohon bambu yang membentuk lorong alami, menciptakan suasana teduh dan sejuk. Suara gesekan bambu dengan angin memberikan efek relaksasi fisiologis yang menenangkan.
![]() |
Waduk Manggar di Ekowisata Bamboe Wanadesa Foto (Ifah Diantaraqta) |
Pemandangan Waduk Manggar: Berbatasan langsung dengan Waduk Manggar, pengunjung dapat menikmati panorama air yang dikelilingi bukit hijau. Wahana perahu (dengan tarif sekitar Rp10.000–Rp30.000 untuk 20 menit) memungkinkan wisatawan menjelajahi waduk, menambah pengalaman wisata air.
![]() |
Gang Jokowi di Ekowisata Bamboe Wanadesa Foto (Helisa Tul Wahdah) |
Spot Foto Instagramable: Berbagai spot foto, seperti photobooth, ayunan, dan jembatan bambu, telah dibangun untuk menarik pengunjung, terutama generasi muda.
![]() |
Ekowisata Bamboe Wanadesa, Kota Balikpapan Foto (Erry Dewanatha) |
Kegiatan Rekreasi dan Edukasi: Selain wisata alam, tersedia area bermain anak, camping ground, dan outing class.
Beberapa pohon dilengkapi barcode yang dapat discan untuk informasi edukatif tentang spesies bambu dan ekosistem lokal, menjadikan tempat ini cocok untuk wisata edukasi.
Pengelolaan dan Pemberdayaan Masyarakat
![]() |
Waduk Manggar di Ekowisata Bamboe Wanadesa Foto (Muhamad Faizal) |
Pengelolaan dilakukan secara swadaya, dengan pendanaan berasal dari retribusi sukarela (sekitar Rp5.000 per orang), sewa fasilitas seperti gazebo, dan donasi.
Dana ini digunakan untuk membangun fasilitas seperti toilet, jalan paving blok, dan membayar penjaga (Rp75.000–Rp100.000 per hari, tergantung hari).
Pemberdayaan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan ekowisata ini. Penelitian dari Universitas Mulawarman menunjukkan bahwa pengelolaan Bamboe Wanadesa berhasil meningkatkan perekonomian warga, terutama selama pandemi, melalui penciptaan lapangan kerja baru, seperti penjaga, pengelola perahu, dan pedagang makanan.
![]() |
Berkeliling danau Perahu boat di Ekowisata Bamboe Wanadesa Foto (Ifah Diantaraqta) |
Kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti Institut Teknologi Kalimantan (ITK), juga memperkuat pengembangan, misalnya melalui pembangunan pondok sentra oleh-oleh dan UMKM pada 2023 untuk mempromosikan produk lokal.
Keberhasilan ini didukung oleh solidaritas warga dan kerja ikhlas, sebagaimana diakui Murdyanto:
“Anggota kelompok betul-betul solid hingga terbentuk ekowisata ini.” Selain itu, pengelola juga aktif menjaga kebersihan dan lingkungan, misalnya dengan sosialisasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan untuk mencegah penggunaan umpan beracun oleh pemancing.
Fasilitas di Ekowisata Bamboe Wanadesa
![]() |
Gazebo di Ekowisata Bamboe Wanadesa Foto (uwandi lsm) |
Infrastruktur Dasar: Parkiran luas, toilet bersih, musholla, dan listrik.
Fasilitas Rekreasi: Gazebo (berbagai ukuran untuk disewa), pendopo, panggung pertunjukan, perahu, dan area camping.
Fasilitas Penunjang: Jalan cor dan paving blok sepanjang hutan bambu, penanda jalan, dan spot foto.
UMKM: Pondok sentra oleh-oleh untuk menjual makanan, minuman, dan suvenir lokal.
Fasilitas Edukasi: Barcode informasi pada pohon untuk pembelajaran tentang bambu dan lingkungan.
Pengelola terus menambah fasilitas, seperti aula untuk kegiatan dan perahu tambahan selama libur Idulfitri 2024, untuk mengakomodasi lonjakan pengunjung.
Jalur Transportasi Ekowisata Bamboe Wanadesa
Google Map Ekowisata Bamboe Wanadesa
Alamat dan Nomor Telepon Ekowisata Bamboe Wanadesa
- Alamat: Jalan Giri Rejo Km 15, Kampung Pati, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
- Kodepost Ekowisata Bamboe Wanadesa: 76117
- Nomor Telepon Ekowisata Bamboe Wanadesa: 081346661239 (Info dan Reservasi)
Untuk menuju Ekowisata Bamboe Wanadesa di Kampung Pati, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, berikut adalah jalur transportasi yang dapat digunakan, termasuk opsi kendaraan pribadi, transportasi umum, dan perkiraan waktu tempuh:
Jarak dari Pusat Kota Balikpapan: Sekitar 15–20 km, tergantung rute.
Waktu Tempuh: 30–45 menit dengan kendaraan pribadi, tergantung kondisi lalu lintas.
Jalur Transportasi
a. Menggunakan Kendaraan Pribadi (Mobil/Motor)
Rute Utama:
Dari pusat kota Balikpapan (misalnya, Balikpapan Plaza atau kawasan Klandasan), ambil Jalan Jenderal Sudirman menuju utara.
Lanjutkan ke Jalan Soekarno-Hatta (jalan utama Balikpapan-Samarinda).
Setelah sekitar 12–15 km, perhatikan petunjuk menuju Jalan Giri Rejo di sisi kanan (biasanya ada papan petunjuk kecil menuju Ekowisata Bamboe Wanadesa).
Masuk ke Jalan Giri Rejo dan ikuti jalan tersebut sekitar 3 km hingga tiba di area parkir Ekowisata Bamboe Wanadesa.
Kondisi Jalan:
Jalan utama (Soekarno-Hatta) sudah diaspal mulus dan lebar.
Jalan Giri Rejo sebagian besar telah diaspal, tetapi beberapa bagian mungkin lebih sempit. Kendaraan roda empat masih dapat melintas dengan nyaman.
Tips:
- Gunakan aplikasi peta seperti Google Maps atau Waze dengan kata kunci “Ekowisata Bamboe Wanadesa” untuk navigasi akurat.
- Pastikan kendaraan dalam kondisi baik, karena beberapa bagian jalan menanjak.
- Parkiran di lokasi cukup luas untuk mobil dan motor.
b. Menggunakan Transportasi Umum
Transportasi umum ke Ekowisata Bamboe Wanadesa terbatas, karena lokasinya berada di pinggiran kota. Berikut opsi yang tersedia:
Angkot:
Naik angkot jurusan Balikpapan-Samarinda dari terminal angkot di pusat kota (misalnya, Terminal Batu Ampar).
Turun di pertigaan Jalan Giri Rejo (dekat KM 15 Jalan Soekarno-Hatta). Beri tahu sopir bahwa Anda menuju Kampung Pati atau Ekowisata Bamboe Wanadesa.
Dari pertigaan, lanjutkan dengan ojek (online atau pangkalan) sejauh 3 km ke lokasi.
Ojek Online:
Pesan ojek online (seperti Gojek atau Grab) dari pusat kota langsung ke Ekowisata Bamboe Wanadesa. Tarif sekitar Rp30.000–Rp50.000, tergantung jarak dan waktu.
Pastikan sinyal internet memadai untuk memesan ojek saat kembali, karena sinyal di lokasi kadang lemah.
Taksi Online:
Alternatif lain adalah taksi online (GrabCar atau GoCar) langsung dari pusat kota ke lokasi. Tarif sekitar Rp50.000–Rp80.000 sekali jalan.
Koordinasikan dengan sopir untuk perjalanan pulang, karena taksi sulit ditemukan di lokasi.
Catatan:
Transportasi umum tidak beroperasi langsung hingga ke lokasi wisata, sehingga ojek atau taksi online sering menjadi pilihan terakhir untuk menuju pintu masuk.
Jadwal angkot mungkin terbatas pada sore hari, jadi rencanakan perjalanan pulang dengan baik.
c. Rute Alternatif (Dari Bandara atau Samarinda)
Dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS):
Jarak: Sekitar 25 km (45 menit–1 jam).
Rute: Dari bandara, ambil Jalan Marsma R. Iswahyudi menuju Jalan Soekarno-Hatta, lalu ikuti rute seperti kendaraan pribadi hingga Jalan Giri Rejo.
Opsi: Taksi bandara (tarif Rp100.000–Rp150.000) atau taksi online.
Dari Samarinda:
Jarak: Sekitar 100 km (2–2,5 jam).
Rute: Ambil Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, keluar di pintu tol Karang Joang, lalu lanjutkan ke Jalan Soekarno-Hatta dan masuk ke Jalan Giri Rejo.
Opsi: Mobil pribadi atau bus antarkota (turun di KM 15, lanjut ojek).
3. Biaya Transportasi (Perkiraan)
- Kendaraan Pribadi: Biaya bahan bakar sekitar Rp20.000–Rp40.000 (pulang-pergi) + parkir Rp5.000–Rp10.000.
- Angkot + Ojek: Angkot Rp5.000–Rp10.000 per orang, ojek Rp15.000–Rp25.000 per trip.
- Ojek Online: Rp30.000–Rp50.000 sekali jalan.
- Taksi Online: Rp50.000–Rp80.000 sekali jalan.
4. Tips Tambahan
Waktu Kunjungan: Datang pagi (08.00–10.00) untuk suasana sejuk dan menghindari kepadatan pada akhir pekan atau libur nasional.
Persiapan: Bawa air minum dan topi, karena cuaca Balikpapan bisa panas. Sinyal ponsel di lokasi cukup baik untuk Telkomsel, tetapi mungkin lemah untuk provider lain.
Keamanan: Jalan Giri Rejo relatif aman, tetapi berhati-hati saat berkendara di malam hari karena minim penerangan.
Dengan akses yang relatif mudah melalui Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Giri Rejo, Ekowisata Bamboe Wanadesa dapat dicapai dengan nyaman, terutama dengan kendaraan pribadi atau ojek online.
Jika menggunakan transportasi umum, pastikan merencanakan perjalanan pulang untuk menghindari keterlambatan.
Dampak Sosial-Ekonomi
Ekowisata Bamboe Wanadesa telah memberikan dampak positif signifikan:
Ekonomi: Membuka peluang usaha, seperti penyewaan perahu, penjualan makanan, dan suvenir, serta menciptakan lapangan kerja bagi warga lokal. Lonjakan kunjungan selama libur Idulfitri 2024 (mencapai 2.000 wisatawan dalam lima hari) menunjukkan potensi ekonomi yang besar.
Sosial: Meningkatkan kebanggaan warga Kampung Pati, karena kawasan mereka kini dikenal sebagai destinasi wisata nasional.
Lingkungan: Mendukung konservasi bambu dan pelestarian ekosistem Waduk Manggar, serta meningkatkan kesadaran pengunjung tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Tantangan dan Potensi Pengembangan
Meskipun sukses, Ekowisata Bamboe Wanadesa menghadapi beberapa tantangan:
Keterbatasan Dana: Pengelolaan masih bergantung pada dana swadaya, dengan pendapatan utama dari tiket masuk, parkir, dan sewa gazebo. Hal ini membatasi pembangunan fasilitas baru.
Status Lahan: Sebagian lahan masih milik negara, yang membatasi pengembangan infrastruktur.
Promosi: Meskipun kunjungan meningkat, promosi masih mengandalkan media sosial dan informasi dari mulut ke mulut, tanpa strategi pemasaran formal.
Kesimpulan
Ekowisata Bamboe Wanadesa adalah contoh sukses bagaimana inisiatif masyarakat lokal, didukung oleh program Perhutanan Sosial, dapat mengubah hutan bambu menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan.
Dengan daya tarik alamnya yang memukau, fasilitas yang terus berkembang, dan dampak positif bagi ekonomi serta lingkungan, tempat ini telah menjadi kebanggaan Balikpapan.
Namun, untuk mencapai potensi penuhnya, diperlukan dukungan lebih lanjut dari pemerintah dan pihak terkait dalam hal pendanaan, promosi, dan pengelolaan lahan.
Bagi wisatawan, Ekowisata Bamboe Wanadesa menawarkan pengalaman menyatu dengan alam yang terjangkau, edukatif, dan tak terlupakan, menjadikannya destinasi wajib saat berkunjung ke Kota Minyak.
Posting Komentar untuk "Review Ekowisata Bamboe Wanadesa, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur"