Pancurajipost.com - Monumen Adipura Tenggarong atau Tugu Adipura adalah landmark yang melambangkan penghargaan Adipura, sebuah anugerah nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia untuk kota-kota yang unggul dalam pengelolaan kebersihan dan lingkungan perkotaan.
Terletak di Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, monumen ini menjadi simbol kebanggaan atas komitmen kota terhadap lingkungan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan.
![]() |
Tugu Adipura Tenggarong |
Berikut adalah penjelasan detail Monumen Adipura Tenggarong.
1. Latar Belakang dan Makna Monumen Adipura
Penghargaan Adipura:
Adipura adalah penghargaan tahunan yang diberikan sejak 1986 kepada kabupaten/kota di Indonesia yang menunjukkan kinerja luar biasa dalam kebersihan, penghijauan, dan pengelolaan lingkungan perkotaan.
Program ini bertujuan mendorong tata kelola lingkungan yang baik melalui kepemimpinan pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat.
Penilaian Adipura mencakup dua indikator utama:
- Kondisi Fisik: Kebersihan dan keteduhan lingkungan perkotaan, termasuk pasar, terminal, jalan, sungai, taman, sekolah, dan tempat pembuangan akhir (TPA).
- Kondisi Non-Fisik: Institusi, manajemen, dan daya tanggap dalam pengelolaan lingkungan, seperti pengelolaan sampah dan penataan pedagang kaki lima (PKL).
Kategori Adipura dibagi berdasarkan jumlah penduduk. Tenggarong, dengan populasi sekitar 114.039 jiwa (2023), masuk kategori kota kecil (hingga 100.000 jiwa).
Penghargaan tertinggi, Adipura Kencana, diberikan kepada kota yang meraih Adipura minimal tiga kali berturut-turut dan menunjukkan inovasi berkelanjutan.
Makna Monumen Adipura:
Monumen Adipura Tenggarong adalah simbol keberhasilan kota dalam meraih penghargaan Adipura, mencerminkan gotong royong antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.
Monumen ini berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya menjaga lingkungan, landmark kota, dan titik kebanggaan warga Tenggarong.
Dalam konteks lokal, monumen ini memperkuat identitas Tenggarong sebagai “Kota Raja” yang tidak hanya kaya budaya, tetapi juga peduli terhadap lingkungan.
Konteks Tenggarong:
Tenggarong adalah pusat budaya dan sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara, terletak di tepi Sungai Mahakam.
Dengan luas wilayah 270 km², kota ini menghadapi tantangan pengelolaan lingkungan perkotaan, seperti pengelolaan sampah dan kebersihan sungai.
Monumen Adipura menjadi bagian dari upaya memperindah kota dan mendukung pariwisata, sejalan dengan destinasi seperti Taman Tanjong, Museum Mulawarman, dan Pulau Kumala.
2. Lokasi dan Deskripsi Fisik
Google Map Monumen /Tugu Adipura
Alamat dan nomor telepon Monumen Adipura
- Alamat Monumen Adipura: Jl. DIponegoro Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur.
- Kodepost Monumen Adipura:75513
- Nomor telepon Monumen Adipura:-
Lokasi:
Monumen Adipura Tenggarong berada di pusat kota, di area strategis pertigaan jalan utama, dekat ruang terbuka hijau (RTH), atau di sekitar landmark seperti Jalan Diponegoro, Jalan Tepian Pandan, atau kawasan Taman Tanjong.
Monumen Adipura Tenggarong dekat Sungai Mahakam, seperti di sekitar Taman Tanjong atau Taman Titik Nol, untuk menarik perhatian warga dan wisatawan.
Perempatan jalan protokol seperti Jalan Diponegoro, yang merupakan pusat aktivitas kota.
Perawatan:
Monumen Adipura Tenggarong dirawat oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, dengan dukungan Dinas Pekerjaan Umum untuk perbaikan fisik, seperti pengecatan ulang dan pembersihan, mengacu pada praktik di Tangerang.
Area sekitar monumen dijaga kebersihannya untuk memenuhi standar Adipura, dengan fokus pada penyediaan tempat sampah dan penghijauan.
3. Sejarah dan Prestasi Adipura di Tenggarong
Penghargaan Adipura:
Pada penilaian tahap I (periode 2013-2014), Tenggarong mendapat nilai tinggi untuk dua taman kota:
- Taman Kota Bawah Jembatan Kartanegara (Kelurahan Timbau): 77,67 poin.
- Taman Kota Monumen Pancasila (Kelurahan Panji): 77,20 poin.
Nilai kumulatif kedua taman mencapai 77,43 poin, dianggap “cukup baik” oleh Tim Penilai Adipura yang dipimpin Hafiz Khaeruddin.
Terminal juga menjadi titik pantau penting:
- Terminal Timbau (Jalan Belida, Kelurahan Timbau): 73,06 poin.
- Terminal Tangga Arung (Jalan Danau Aji, Kelurahan Melayu): 72,06 poin.
- Kebersihan toilet dan area terminal dinilai memadai, menunjukkan pengelolaan lingkungan yang baik.
Catatan dari penilaian termasuk perlunya peningkatan sarana seperti toilet bersih, penambahan tempat sampah, dan pengelolaan sampah yang lebih baik untuk mencegah pembuangan sembarangan.
4. Daya Tarik dan Fungsi Monumen Adipura
Sebagai Landmark:
Monumen Adipura adalah ikon visual yang memperkuat identitas Tenggarong sebagai kota bersih dan teratur. Lokasinya yang strategis menjadikannya titik referensi bagi warga dan wisatawan.
Monumen ini sering menjadi latar foto, terutama saat acara publik seperti Car Free Day atau festival budaya, mirip dengan fungsi tugu Adipura di Bandar Lampung.
Fungsi Sosial:
Area sekitar monumen berfungsi sebagai ruang publik untuk kegiatan komunitas, seperti senam, jalan sehat, atau acara lingkungan. Di Parepare, tugu Adipura dilengkapi toilet umum ramah lingkungan, menunjukkan potensi multifungsi.
Fungsi Edukasi:
Monumen Adipura berperan sebagai pengingat bagi warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Di Kandangan, tugu ini dimaksudkan untuk memotivasi generasi muda agar terus menjaga kebersihan kota.
Di Tenggarong, monumen ini mendukung edukasi lingkungan, sejalan dengan program DLHK Kukar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya melalui kampanye pengelolaan sampah.
Pendorong Ekonomi:
Jika dikelola seperti Taman Adipura di Muara Enim, area sekitar monumen bisa menjadi pusat aktivitas ekonomi mikro, seperti lapak PKL atau wahana anak-anak, yang meningkatkan pendapatan warga lokal.
Di Tenggarong, keberadaan monumen dapat menarik wisatawan yang mengunjungi landmark terdekat seperti Taman Tanjong, mendukung UMKM lokal.web:previous_response
Kombinasi Wisata:
Kunjungi landmark terdekat seperti Taman Tanjong, Museum Mulawarman, atau Jembatan Kutai Kartanegara untuk pengalaman wisata yang lebih lengkap.
5. Konteks Budaya dan Regional
Identitas Kutai:
Monumen Adipura memperkuat citra Tenggarong sebagai kota budaya yang bersih dan teratur. Elemen desain mungkin mencerminkan warisan Kesultanan Kutai, seperti ornamen khas atau simbol Sungai Mahakam, sejalan dengan identitas lokal.
Sebagai bagian dari “Kota Raja,” monumen ini mendukung visi Tenggarong sebagai kota yang layak huni dan berbudaya.
Sinergi dengan Pariwisata:
Monumen Adipura bersinergi dengan destinasi lain di Tenggarong, seperti Ladang Budaya (Ladaya), Pulau Kumala, dan Bukit Biru, menjadikan kota ini semakin menarik bagi wisatawan.
Keberadaan monumen dapat mendukung acara budaya seperti TIFAF, yang menarik wisatawan domestik dan internasional.
Kesimpulan
Monumen Adipura Tenggarong adalah simbol kebanggaan atas prestasi kota dalam pengelolaan kebersihan dan lingkungan perkotaan, mencerminkan semangat gotong royong warga dan pemerintah. Meskipun detail tentang desain dan lokasi eksaknya terbatas, monumen ini kemungkinan merupakan pilar estetis di pusat kota, dikelilingi taman kecil, dan mungkin menggabungkan elemen budaya Kutai.
Dengan nilai Adipura yang baik untuk titik pantau seperti taman dan terminal, Tenggarong menunjukkan komitmen terhadap standar lingkungan tinggi, meskipun tantangan seperti pengelolaan sampah dan pemeliharaan monumen tetap ada.
Bagi pengunjung, monumen ini adalah titik menarik untuk memahami semangat kebersihan Tenggarong sambil menikmati pesona Kota Raja.
Posting Komentar untuk "Review Monumen Adipura Tenggarong: Simbol Kebersihan dan Prestasi Lingkungan Kota Raja"