Review Hutan Mangrove Mentawir, Penajam Paser Utara

 Pancurajipost.com - Hutan Mangrove Mentawir adalah aset ekologis dan ekonomi yang berharga di Penajam Paser Utara, dengan potensi besar sebagai destinasi ekowisata berkelanjutan. 

Keanekaragaman hayati, manfaat ekologis, dan keterlibatan masyarakat lokal menjadikannya daya tarik utama. 

Dengan pengelolaan yang tepat, Mentawir dapat menjadi model ekowisata yang memadukan pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan pendidikan lingkungan. 

Hutan Mangrove Mentawir, Penajam Paser Utara
Hutan Mangrove Mentawir, Penajam Paser Utara, Foto (Menina Reyhan Bonita)
Selain itu hasil buah dari Hutan Mangrove Mentawir telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai minuman seperti sirup yang lezat, kopi robusta dan produk lain dan dijual sebagai oleh oleh para wisatawan yang datang berwisata di Hutan Mangrove Mentawir.

Lokasi dan Aksesibilitas

Google Map Hutan Mangrove Mentawir

Alamat dan Nomor Telepon Hutan Mangrove Mentawir

Alamat : Hutan Mangrove Mentawir, Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur,
Kodepost Hutan Mangrove Mentawir : 76147
Nomor Telepon Hutan Mangrove Mentawir : 081347397992 (Pokdarwis Tiram Tambun)

Akses

Hutan Mangrove Mentawir berada di pesisir Penajam Paser Utara, sekitar 40.8 km dari Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN). Perjalanan dari Titik Nol IKN memakan waktu sekitar 1 jam 20 menit melalui jalur darat dengan rute melalui Jalan Ahmad Yani, Jalan Provinsi Sepaku, Jalan Samboja-Sepaku, Jalan Sepaku-Semoi Dua, Jalan KS Tubun, Jalan Semangka Argomulyo, dan Jalan Karya Bangun. 

Dari Balikpapan, akses melalui jalur laut menggunakan speedboat memakan waktu sekitar 30-40 menit, sedangkan jalur darat memakan waktu sekitar 2-3 jam. 

Luas Kawasan Hutan Mangrove Mentawir

Menurut laporan Universitas Mulawarman, hutan mangrove di Mentawir mencakup sekitar 2.300 hektar, yang merupakan 13,5% dari total luas mangrove di Teluk Balikpapan (16.800 hektar pada 2018). 

Dari luas tersebut, sekitar 1.700 hektar dikelola oleh PT Inhutani I untuk konservasi, dan 300 hektar diperuntukkan untuk ekowisata. 

Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati

Jenis Mangrove

Rhizophora mucronata di Hutan Mangrove Mentawir
Rhizophora mucronata di Hutan Mangrove Mentawir
Hutan Mangrove Mentawir memiliki keanekaragaman vegetasi yang tinggi, dengan 12 spesies mangrove yang tercatat, termasuk Rhizophora apiculata (dominan, dikenal sebagai "Mangrove Lemit" oleh masyarakat lokal), Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza, Bruguiera parviflora, Avicennia alba, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Scyphiphora hydrophyllacea, Ceriops tagal, Xylocarpus granatum, Nypa fruticans, dan Acrosticum aureum. 

Fauna

Kawasan ini menjadi habitat bagi berbagai spesies fauna, termasuk satwa langka seperti bekantan (Nasalis larvatus), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), pesut pesisir (Orcaella brevirostris), dan dugong (Dugong dugon). 

Selain itu, terdapat 16 jenis mamalia, 40 spesies burung, satu spesies reptil, dan tiga spesies amfibi. Pengunjung juga dapat melihat monyet ekor panjang, bangau tongtong (Leptoptilos javanicus), dan kunang-kunang pada malam hari.  

Fungsi Ekologis

Mangrove Mentawir berperan penting sebagai pelindung pesisir dari abrasi, intrusi air laut, dan gelombang tinggi. 

Ekosistem ini juga mendukung siklus air, menjaga kualitas lingkungan, dan berkontribusi pada iklim yang lebih nyaman serta pencegahan bencana alam. 

Potensi Ekowisata

Hutan Mangrove Mentawir merupakan salah satu destinasi ekowisata unggulan di PPU, dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tiram Tambun berdasarkan Surat Keputusan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan PPU (6 Agustus 2019). Kawasan ini menawarkan berbagai aktivitas wisata, seperti:

Susur Hutan Mangrove

Susur Hutan Mangrove Mentawir
Susur Hutan Mangrove Mentawir
Wisatawan dapat menyusuri hutan menggunakan perahu dengan tarif Rp200.000-Rp250.000 per perahu (kapasitas 15-20 orang). 

Memancing

Terdapat spot pemancingan di pondok kayu yang menjorok ke laut, dengan tarif Rp10.000 per orang (termasuk tiket masuk dan perahu). 

Observasi Flora dan Fauna

Pengunjung dapat melihat keanekaragaman hayati, termasuk kunang-kunang pada malam hari dan bekantan pada pagi hari (sekitar pukul 06.00 WITA). 

Jembatan Kayu

Jembatan Kayu Hutan Mangrove Mentawir
Jembatan Kayu Hutan Mangrove Mentawir, Foto (asep sukmana)
Terdapat jembatan kayu di Hutan Mangrove Mentawir sepanjang 500-900 meter yang memudahkan wisatawan menikmati pemandangan mangrove. Awalnya menggunakan kayu sungkai, namun material ini kurang tahan terhadap cuaca. 

Oleh-Oleh Khas

Pengolahan buah mangrove (pidada)
Pengolahan buah mangrove (pidada)
Masyarakat lokal dan Pokdarwis Tiram Tambun mengolah buah mangrove (pidada) menjadi produk seperti sirup, kopi, tepung untuk kue, dan bedak dingin, yang dijual di Sekretariat Pokdarwis Mentawir. 

Contoh produk sirup yang telah diberi lebel dan kemasan dengan nama Sonneratia Sirup Mangrove. Sirup ini bisa tahan 

Cara membuat Sonneratia Sirup Mangrove

Sonneratia Sirup Mangrove
Sonneratia Sirup Mangrove
Cara pembuatannya sangat sederhana yaitu mengambil buah mangrove yang sudah masak, kemudian dicuci bersih kemudian direbus dan diambil sarinya. Setelah itu dicampur dengan gula dan beberapa rasa alami untuk menambahkan citarasa.

Setelah itu disaring dan dimasukan ke kemasan seperti botol agar lebih awat. Tanpa di freezer, sirup ini bisa bertahan sekitar 5 -10 hari, tapi jika difreezer akan bertahan sampai 7 bulan.

Untuk anda yang ingin mencoba produk hasil dari buah mangrove bisa hubungi Pokdarwis Tiram Tambun di nomor diatas.

Infrastruktur

Kawasan ini dilengkapi dermaga untuk penyeberangan dan akses ke area ekowisata. Rencana pengembangan termasuk pembangunan jogging track dan pelatihan ecoprint untuk masyarakat lokal. 

Jam Operasional dan Tiket

Kawasan buka 24 jam, dengan tiket masuk Rp10.000 per orang, termasuk penyeberangan ke area pemancingan. 

Manfaat Ekonomi dan Sosial

Ekonomi Lokal

Hutan mangrove mendukung mata pencaharian masyarakat, seperti penangkapan ikan, udang, dan kepiting bakau, dengan pendapatan harian nelayan dari kepiting mencapai Rp300.000-Rp1.000.000. Produk olahan mangrove juga memberikan nilai tambah ekonomi. 

Pemberdayaan Masyarakat

Pokdarwis Tiram Tambun melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan ekowisata, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. 

Program pelatihan, seperti ecoprint, meningkatkan keterampilan warga untuk menghasilkan produk bernilai jual tinggi. 

Konservasi dan Edukasi

Ekowisata Mentawir mempromosikan pelestarian lingkungan melalui kegiatan penanaman mangrove dan edukasi tentang pentingnya ekosistem mangrove. 

Upaya Pelestarian dan Pengembangan

Persemaian Mentawir

Pusat persemaian berkapasitas 15 juta bibit di Mentawir, diresmikan pada Juni 2024, mendukung rehabilitasi hutan mangrove dan lahan kritis di IKN dan sekitarnya. Hingga kini, 8 juta bibit telah diproduksi, dengan 4,9 juta didistribusikan untuk penghijauan. 

Strategi Pengembangan

Analisis SWOT menunjukkan bahwa ekowisata Mentawir berada di Kuadran I (Strategi Agresif), dengan potensi besar untuk pengembangan melalui kemitraan masyarakat dan pemangku kepentingan, peningkatan kualitas produk wisata, dan pemberdayaan kelompok sadar wisata. 

Dukungan Pemerintah

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Otorita IKN mendukung pengembangan Mentawir sebagai desa wisata nasional, dengan pendampingan dalam digitalisasi, inovasi, dan pemasaran. 

Pertanyaan yang sering ditanyakan di Hutan Mangrove Mentawir 

Apa tujuan utama pengembangan hutan mangrove di Mentawir?

Hutan mangrove di Mentawir dikembangkan untuk mendukung rehabilitasi ekosistem hutan dan lahan di wilayah IKN, mencegah abrasi pantai, menjaga keanekaragaman hayati, serta mengurangi dampak perubahan iklim seperti banjir rob dan intrusi air laut. Bibit mangrove dari Persemaian Mentawir juga digunakan untuk merehabilitasi lahan bekas tambang dan mendukung penghijauan lingkungan.

Jenis pohon apa saja yang ditanam di Hutan Mangrove Mentawir?

Selain pohon mangrove sebagai spesies utama, Persemaian Mentawir menghasilkan bibit tanaman kayu-kayuan endemik, tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK), tanaman estetika, dan tanaman pakan satwa, seperti jambu-jambuan, untuk mendukung keanekaragaman ekosistem dan kebutuhan satwa lokal.

Bagaimana hutan mangrove Mentawir berkontribusi pada masyarakat lokal?

Hutan mangrove Mentawir memberikan manfaat sosial-ekonomi, seperti menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan melalui penyediaan habitat ikan, udang, dan kepiting. Selain itu, kawasan ini berpotensi menjadi destinasi ekowisata, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, serta mendukung pemberdayaan petani melalui program rehabilitasi hutan.

Apa tantangan utama yang dihadapi hutan mangrove di kawasan Mentawir?

Tantangan utama meliputi ancaman alih fungsi lahan mangrove untuk kegiatan industri, seperti tambak atau produksi arang, serta kerusakan akibat aktivitas manusia. Di Teluk Balikpapan, misalnya, hutan mangrove menghadapi risiko pembabatan untuk industri minyak, batubara, dan sawit, yang juga relevan untuk kawasan Mentawir. Upaya konservasi dan peningkatan status perlindungan diperlukan untuk menjaga keberlanjutan.

Bagaimana peran Persemaian Mentawir dalam pelestarian hutan mangrove?

Persemaian Mentawir, diresmikan pada 4 Juni 2024, memiliki kapasitas produksi 15 juta bibit per tahun, dengan 8 juta bibit telah diproduksi, termasuk 4,9 juta bibit untuk rehabilitasi hutan dan lahan di IKN dan Kalimantan Timur. Persemaian ini mendukung pelestarian mangrove dengan menyediakan bibit berkualitas untuk penghijauan, pemulihan ekosistem, dan pengendalian lahan kritis atau rawan bencana.

Apakah ada MCK di Hutan Mangrove Mentawir?

Ya, terdapat toilet dan mushalla di area Hutan Mangrove Mentawir.

YH Reporter
YH Reporter Saya adalah Seorang IT dan Penulis, Pernah Bekerja di Instansi Pemerintahan dan Swasta. Sumbangsih kepada Negara dengan mengangkat tulisan di Sektor Wisata sebagai 5 besar penggerak perekonomian Indonesia.

Posting Komentar untuk "Review Hutan Mangrove Mentawir, Penajam Paser Utara"