Menyelusuri Sungai Sembilan Naga
Mekong
Delta atau dalam bahasa
Vietnam: Đồng bằng Sông Cửu Long yang berarti delta sungai sembilan naga. Nah Sungai Sembilan Naga ini
merupakan salah satu sungai terpanjang di dunia (yang berada di urutan 12).
Sungai ini mengalir dari Tibet melalui china provinsi Yunnan, Myanmar,
Thailand, Laos, Cambodia, dan Vietnam. Dalam mitologi masyarakat Asia Timur dan
sebagian Asia Tenggara, Naga adalah hewan suci yang membawa banyak
keberuntungan. So wajar saja kalau Mekong delta ini dikatakan sebagai sungai
Sembilan naga. Karena memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang tinggal
disekitarnya.
Perjalanan di mulai dari kota My Tho. Sebuah kota di
Provinsi Tiền Giang, yang terletak di wilayah Mekong
Delta, Vietnam
Selatan. Untuk menjangkau kota My Tho, kita biasa nih naik
Bis dari Kota Ho Chi Minh. Jarak My Tho dengan Ho Chi Minh sekitar 86 km. Di My
Tho ini, kita bisa menikmati pemandangan sungai sembilan naga ini dengan
mengunakan sebuah motor-boat. Mata akan disuguhkan dengan floating houses yang
memelihara ikan untuk dibudidayakan dan dijadikan sebagai salah satu mata
pencaharian bagi masyarakat sekitar (seperti layaknya masyarakat yang tinggal
dipesesir sungai Kapuas, Indonesia yang memelihara ikan di keramba).
My Tho, agak sedikit membosankan bagi sebagian masyarakat Asia Tenggara (Setidaknya itu menurut salah seorang turis dari Malaysia juga ikut menyelusuri Mekong Delta bersama mimin nih). Struktur alam yang tak jauh berbeda, membuat hamparan coconut trees adalah hal yang biasa. Namun Vietnam mengemas nuasa biasa (bagi orang Asia Tenggara) ini dengan eksekusi yang amazing. Jadi sangat rugi untuk dilewatkan. Turis juga dapat melihat langsug ke pusat industri kecil dari beberapa produk khas yang terbuat dari bahan dasar coconut, mulai dari souvenir yang tampak cute, hingga olahan produk kecantikan.
Sungai Mekong, sebenarnya bukan nama sebuah tempat yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena sejak duduk dibangku SMP para guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sudah membahasnya didalam salah satu materi pelajaran. Perang Vietnam yang terkenal dan menyisakan luka yang dalam itu dapat kalian rasakan saat berjalan menyelusuri sungai sembilan naga ini. Sebuah kejadian pelanggaran HAM ini sangat miris bila di napak tilaskan. Namun bom yang diledakkan Amerika membuat sebagian rakyat Vietnam Selatan ini terpapar radiasi nuklir dan harus mengalami kekurangan pada anggota tubuh mereka. Dan menurut sang guide yang berasal dari Hanoi, “Hal keadaan itu akan terus menurun hingga keturunan ketujuh mereka”.
Tak menyerah. Hal itu yang membekas di hati. Ya, tak
sedetik pun masyarakat Vietnam itu menyerah. Semiskin- miskinnya mereka, tak
ada satu pun yang mengemis minta bantuan. Mereka sungguh tangguh. Bahkan korban
perang Vietnam yang mengalami cacat seumur hidupnya tak mau menyerah dengan
hidup. Mereka berusaha bekerja untuk keperlukan sehari – hari. Guide mengajak
mengunjungi sebuah rumah industri kecil. Salah satunya ke rumah kerajian
pembuatan sumpit milik salah satu korban perang Vietnam yang harus cacat seumur
hidup. Lebih spesialnya sumpit itu terbuat dari batang pohon kelapa yang
merupakan komoditas utama masykarat sekitar wilayah Mekong.
Matahari yang tampak sendu menyinari tepat diatas
kepala menandakan tengah hari. Perut berteriak protes. Sudah perlu diisi supaya
punya tenaga lagi buat jalan – jalan. Sang Pemandu mengajak menikmati lunch di
sebuah restaurant yang sungguh menarik. Oh ya bila kalian punya pilihan makanan
sebaiknya sejak awal dibicarakan pada pemandu. Mungkin kalian seorang
vegetarian atau seorang muslim yang tidak mengonsumsi pork or some meat. Karena dia akan memisahkan makanan khusus
tersebut. Actually, buat muslim dan
vegetarian tak perlu khawatir sebenarnya. Menu makanan siang special dari
restaurant itu adalah sebuah rol nasi dengan campur ikan dan sayuran, digulung dengan selembar
kertas yang juga terbuat dari beras. Dan tentunya paper-rice itu eatable.
Perut sudah terisi. Tenaga juga sudah full kembali. Perjalanan menyelusuri
sungai mekong dengan ditemani udara segar nan lembab berlanjut. Kaki kembali
diajak melangkah. Kali ini sangat mengejutkan. Pemandu memerkan sebuah sarang
lebah. Aha, itu adalah bee keeping farming atau perternakan lebah. Masyarakat
Mekong membudiyakan lebah dan menjadikannya sebagai obat. Mulai dari madunya, royal jelly, dan juga lebah itu sendiri.
Beruntungnya aku bisa mencicipi teh madu yang kaya manfaat, bersama teman –
teman baru dari tempat asal yang juga berbeda. Asyik dan enak banget loh.
Boat yang membawa kami berhenti. Tidak ditepi
sungai. Pemandu mengatakan kami harus turun dan menaiki perahu kecil yang telah
menunggu. Cerita tentang keperkasaan wanita Mekong ternyata benar adanya. Para
perempuan yang tak kenal takut dan juga kuat walau pun usia mereka tidak muda
lagi. Para perempuan yang berusia senja itu mengayuh perahu dengan perkasanya
perahu yang membawa kami menyelusuri anak dari sungai Mekong hingga tiba di
dermaga pemberhentian di pulau Unicorn.
Sebuah kereta kuda sudah menunggu ditepian. Kereta kuda layaknya delman (di Indonesia) berlari membawa passenger-nya. Bagai sudah hafal jalan, kuda itu tau dimana dia harus berhenti. Kami turun disebuah gang kecil yang terasa semakin lembab dengan parit – parit kecil disekitarnya yang nampak tenang. Pemandu kembali ngoceh, dia mengatakan kami akan menyaksikan ataraksi seni masyarakat unicorn island. Đờn ca tài tử (Vietnamese traditional music) yang merupakan salah satu kekayaan seni milik masyarakat Vietnam Selatan. Dan juga merupakan kesenian yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2013 sebagai Intangible Cultural Heritage Of Humanity. Buah – buah segar khas negera tropis dapat dinikmati penonton sambil menyaksikan atraksi Đờn ca tài tử dengan secangkir teh khas Vietnam yang sangat enak.
Alunan musik yang membius telinga berpadu sempurna dengan vocal suara yang sangat khas membuat pertunjukan itu tak terasa sudah berakhir. Dan saatnya harus kembali ke perahu kecil milik para perempuan Mekong, yang semangatnya tak akan pernah terlupakan. Sebenarnya masih banyak nih aktifitas di sepanjang sungai Mekong yang dapat kalian coba kalau kalian datang kesini.
*LMH
Special
Thank to guide, Mr. Pham. From The Sinh Tourist.