Review Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki, Kepulauan Derawan

 Pancurajipost.com - Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki adalah sebuah kawasan konservasi yang terletak di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. 

Pulau ini memiliki luas sekitar 15,9 hektare dengan total kawasan TWA mencakup 280 hektare, di mana 95% (sekitar 264 hektare) merupakan perairan laut. 

Pulau Sangalaki dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam terindah di Indonesia, menawarkan keindahan panorama daratan dan bawah laut yang memukau, serta menjadi pusat konservasi penyu dan habitat penting bagi pari manta. 

Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki Drone
Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki Foto Drone

Latar Belakang dan Status Konservasi

TWA Pulau Sangalaki ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 604/Kpts/Um/8/1982 tanggal 19 Agustus 1982. 

Penetapan ini didasarkan pada keunikan ekosistem laut pantai, keanekaragaman flora dan fauna, serta keberadaan terumbu karang dan ikan hias yang perlu dilestarikan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan.

Pulau ini juga termasuk dalam Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 87/Kepmen-KP/2016, dengan status zona pemanfaatan terbatas (taman pulau kecil II C). 

Selain itu, perairannya masuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 716 sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 45/Kepmen-KP/2014.

Pulau Sangalaki tidak berpenghuni, berbeda dengan Pulau Derawan yang memiliki penduduk. Kondisi ini menjadikannya tempat yang ideal untuk konservasi satwa, terutama penyu, serta menawarkan ketenangan bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam yang asri.

Keunikan Geografis dan Ekosistem

Pasir Putih di Pulau Sangalaki
Pasir Putih di Pulau Sangalaki Foto

Lokasi dan Morfologi

Pulau Sangalaki terletak di perairan utara Kabupaten Berau, dengan morfologi dataran pantai yang datar. 

Pulau ini memiliki laguna dangkal dengan dasar pasir yang ditumbuhi karang dan padang lamun. Pantainya memiliki lebar 12–15 meter dengan kemiringan 6°–11°, terdiri dari fragmen karang dan pasir kasar yang putih bersih.

Perairan

Perairan TWA Pulau Sangalaki merupakan bagian dari Laut Sulawesi, yang dilalui oleh Great Conveyor Belt, arus laut dunia yang melewati perairan Indonesia. Kondisi ini mendukung keanekaragaman biota laut dan menjadikan kawasan ini kaya akan nutrien.

Ekosistem

Kawasan ini memiliki tiga ekosistem utama:

  • Hutan pantai alami, yang mendukung kehidupan satwa darat seperti burung dan reptil.
  • Padang lamun, yang menjadi habitat penting bagi berbagai spesies laut.
  • Terumbu karang, yang masih terjaga dengan baik dan menjadi daya tarik utama untuk wisata selam.

Daya Tarik Wisata

TWA Pulau Sangalaki menawarkan berbagai atraksi wisata alam yang cocok untuk keluarga, pasangan, hingga penggemar aktivitas petualangan seperti menyelam. Berikut adalah beberapa daya tarik utama:

a. Keindahan Bawah Laut

Keindahan bawah laut pantai Pulau Sangalaki
Keindahan bawah laut pantai Pulau Sangalaki Foto (bahari hutabarat)
Wisata Selam (Diving) dan Snorkeling: Pulau Sangalaki terkenal sebagai salah satu destinasi selam terbaik di dunia, dengan taman bawah laut yang memukau. Ada 10 titik selam dengan karakteristik berbeda, seperti:

  • Channel Entrance
  • Coral Gardens
  • Turtle Town
  • Sandy Ridge
  • Manta Run
  • Sherwood Forest
  • Manta Parade
  • Manta Avenue
  • Eel Ridge
  • Lighthouse
  • The Rockies

Titik-titik ini menawarkan pemandangan terumbu karang yang sehat, ikan hias, dan biota laut eksotis.

Pari Manta: Pulau ini adalah salah satu pusat habitat pari manta terbesar di dunia. Pari manta dengan lebar hingga 7 meter sering terlihat berkelompok, terutama pada malam hari saat mencari plankton. Pengalaman menyelam bersama pari manta menjadi daya tarik utama bagi penyelam profesional.

Diving di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki
Diving di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki Foto (Dr Kevin Soh)

Biota Laut Lain: Selain pari manta, pengunjung dapat melihat ikan napoleon, ikan badut (nemo), ikan kuda laut, ikan terbang, dan berbagai moluska. 

Kejernihan air dan keanekaragaman biota laut menjadikan snorkeling dan diving pengalaman yang tak terlupakan.

b. Konservasi Penyu

Anak Penyu di Pulau Sangalaki
Anak Penyu di Pulau Sangalaki Foto (Anik Setyawati)
Habitat Penyu: Pulau Sangalaki adalah lokasi utama peneluran penyu hijau (Chelonia mydas) di Asia Tenggara, dengan lebih dari 3.700 penyu hijau berkunjung setiap tahun untuk bertelur. 

Selain penyu hijau, ada juga penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang, dan penyu belimbing.

Aktivitas Penyu: Pengunjung dapat menyaksikan pendaratan induk penyu untuk bertelur pada malam hari (setelah matahari terbenam hingga fajar), karena penyu sensitif terhadap cahaya dan suara. 

Proses bertelur memakan waktu sekitar 2 jam, dengan jumlah telur 70–130 butir per sarang.

Penetasan Semi-Alami: Telur penyu yang rentan terhadap gelombang pasang atau predator direlokasi ke hatchery untuk penetasan semi-alami. 

Geser gambar untuk melihat bayi penyu di Pulau Sangalaki

Wisatawan dapat melihat bayi penyu (tukik) keluar dari pasir dan berpartisipasi dalam pelepasan tukik ke laut bersama petugas konservasi.

Peningkatan Populasi: Selama pandemi COVID-19 (Maret–Agustus 2020), kawasan ini ditutup, memungkinkan penyu bertelur tanpa gangguan. Akibatnya, jumlah telur penyu meningkat 57% pada 2019 dibandingkan 2018, dan 26% pada 2020 dibandingkan 2019.

c. Pantai Pasir Putih

Geser gambar untuk melihat sekeliling pantai pasir putih Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki

Pantai Pulau Sangalaki memiliki pasir putih halus dan bersih dengan lebar 12–15 meter, serta garis pantai landai yang nyaman untuk berenang atau bermain air. 

Pemandangan matahari terbit dan terbenam di pantai ini menawarkan warna jingga yang dramatis, ideal untuk bersantai atau berfoto.

d. Keanekaragaman Satwa Darat

Pulau ini menjadi habitat berbagai satwa liar, termasuk:

Burung: Sekitar 20 jenis burung teridentifikasi, seperti elang bondol, burung gosong Filipina, kuntul karang, dan burung laut lainnya. 

Potensi ini cocok untuk pengamatan burung (birdwatching) dan ekowisata berbasis ilmu pengetahuan.

Reptil dan Krustasea: Biawak dan ketam kelapa dapat ditemukan dengan mudah di sekitar pulau.

e. Aktivitas Wisata Lain

Geser gambar untuk melihat sekeliling pantai pasir putih Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki

Trekking: Pengunjung dapat mengelilingi pulau hanya dalam waktu 30 menit, menikmati hutan pantai dan panorama alam.

Fotografi Alam: Keindahan pantai, bawah laut, dan satwa liar menjadi objek menarik untuk fotografi.

Relaksasi: Pulau yang tenang dan tidak berpenghuni cocok untuk mereka yang mencari ketenangan jauh dari hiruk-pikuk kota.

Fasilitas dan Aksesibilitas

Google Map Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki

Alamat dan nomor telepon TWA Pulau Sangalaki

Alamat : Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki, Pulau Sangalaki, Kepulauan Derawan, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
Kodepost :-
Nomor telepon Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki : 082113338181

Akses Transportasi

Udara: Wisatawan dapat terbang ke Bandara Sepinggan (BPN) di Balikpapan, dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb, Berau, menggunakan maskapai seperti Deraya.

Darat dan Laut: Dari Tanjung Redeb, perjalanan dilanjutkan dengan mobil atau bus ke Pelabuhan Tanjung Batu (2,5–3 jam), lalu menggunakan speedboat ke Pulau Sangalaki (sekitar 1 jam dari Pulau Derawan atau langsung dari Tanjung Batu dengan biaya sewa sekitar Rp400.000).

Akomodasi

Terdapat beberapa resort di sekitar pantai, seperti Derawan Dive Resort, Fisheries Eco Villa, Sari Cottage Derawan, dan Derawan Dive Lodge. 

Resort ini menyediakan pondok menghadap laut, restoran dengan menu seafood dan makanan khas Kalimantan Timur, bar, serta peralatan menyelam.

Harga Tiket Masuk

Tiket masuk ke Pulau Sangalaki hanya Rp10.000, tetapi wisatawan perlu menyiapkan biaya tambahan untuk transportasi dan aktivitas seperti diving. Harga untuk wisatawan asing biasanya lebih mahal dibandingkan domestik.

Kuota Pengunjung

Sejak dibuka kembali pada 30 Juni 2021 pasca-COVID-19, kunjungan dibatasi hingga 50% kapasitas atau maksimal 30 orang per hari untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Keselamatan Diving

Titik selam di Sangalaki berisiko tinggi, sehingga hanya penyelam bersertifikat yang boleh menyelam tanpa pendamping. Penyelam pemula dapat mengikuti paket fun diving dengan kedalaman maksimal 8 meter, didampingi dive master.

Kapasitas Daya Dukung

Berdasarkan penelitian pada Oktober 2021, Physical Carrying Capacity (PCC) TWA Pulau Sangalaki adalah 259 orang per hari, dengan rincian:

  • Wisata pantai: 77 orang
  • Snorkeling: 69 orang
  • Diving: 44 orang
  • Trekking: 13 orang
  • Pengamatan satwa: 57 orang

Data ini digunakan untuk mengatur jumlah pengunjung agar tidak merusak ekosistem.

Dampak dan Manfaat Wisata

Ekologi: Penutupan sementara selama pandemi menunjukkan bahwa pengurangan aktivitas manusia meningkatkan populasi penyu, menegaskan pentingnya pengelolaan wisata yang berkelanjutan.

Ekonomi: Wisata alam di TWA Pulau Sangalaki melibatkan masyarakat lokal sebagai pemandu, operator boat, dan pelaku jasa wisata, mendukung pemulihan ekonomi pasca-COVID-19. Hingga April 2021, sekitar 4.891 unit jasa/orang kerja masyarakat terlibat di kawasan konservasi se-Indonesia.

Edukasi: Aktivitas seperti pelepasan tukik dan pengamatan penyu meningkatkan kesadaran wisatawan tentang konservasi satwa laut.

Tips Berkunjung

Waktu Terbaik

Kunjungi di musim kemarau (April–Oktober) untuk visibilitas air yang lebih baik. Hindari musim hujan karena ombak besar dapat mengganggu perjalanan.

Persiapan

Bawa peralatan snorkeling sendiri jika memungkinkan, gunakan tabir surya ramah lingkungan, dan patuhi aturan konservasi, seperti tidak mengganggu penyu saat bertelur.

Informasi Terkini: Cek kuota dan aturan kunjungan melalui akun Instagram @bksdakaltim atau Facebook BksdaKaltim.

Etika Wisata

Jaga kebersihan, hindari menyentuh terumbu karang, dan ikuti panduan pemandu untuk menjaga kelestarian alam.

Tantangan dan Upaya Konservasi

Ancaman: Telur penyu rentan terhadap predator dan gelombang pasang. Relokasi telur ke hatchery menjadi solusi untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup tukik.

Pengelolaan: Pembatasan jumlah pengunjung dan pengawasan oleh Balai KSDA Kalimantan Timur serta Polisi Hutan membantu menjaga ekosistem dari kerusakan akibat overtourism.

Edukasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam ekowisata berbasis konservasi meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya alam.

YH Reporter
YH Reporter Saya adalah Seorang IT dan Penulis, Pernah Bekerja di Instansi Pemerintahan dan Swasta. Sumbangsih kepada Negara dengan mengangkat tulisan di Sektor Wisata sebagai 5 besar penggerak perekonomian Indonesia.

Posting Komentar untuk "Review Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki, Kepulauan Derawan"