Pancurajipost.com - Lamin Tolan atau disebut juga Lou Tolan adalah rumah panjang tradisional suku Dayak Benuaq yang merupakan warisan budaya yang luar biasa dari suku Dayak Benuaq di Kampung Lambing, Kutai Barat.
Dengan arsitektur tradisional, fungsi komunal, dan nilai sejarahnya, lLamin Tolan tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol identitas kultural dan kebersamaan masyarakat adat.
Lamin Tolan ini merupakan salah satu warisan budaya yang mencerminkan kekayaan arsitektur dan identitas kultural masyarakat adat Dayak Benuaq, serta menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong.
![]() |
Lamin Tolan, Rumah Panjang Suku Dayak Benuaq Foto (Jelajahi Kutai Barat) |
Jalur Akses
Google Map
Alamat dan Nomor Telepon
Alamat dan Nomor Telepon Lamin Tolan
Alamat : Lamin Tolan, Kampung Lambing, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Kodepost Lamin Tolan : 75775
Nomor Telepon Lamin Tolan : (0541) 4104522 (Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur)
Sejarah dan Asal Usul
Lamin Tolan diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun, menjadikannya salah satu rumah panjang tertua dan paling asli di Kabupaten Kutai Barat. Nama "Tolan" berasal dari kata "toleutn" dalam bahasa Benuaq, yang merujuk pada nama lamin tua yang dulunya merupakan pusat pemukiman besar suku Dayak Benuaq, bahkan dianggap sebagai semacam "kerajaan" pada masanya.
Pemimpin pertama Lamin Tolan adalah Kakah Narik (atau Balotn), yang kemudian digantikan oleh Kakah Gaheq (atau Ngiling), yang oleh Kerajaan Kutai diberi gelar "Janulen" sebagai Kepala Adat Besar wilayah Tolan dan sekitarnya.
Nama desa tempat lamin ini berada, awalnya disebut Kampung Tolan, kemudian berubah menjadi Tolan-Lambing, dan akhirnya menjadi Kampung Lambing seperti saat ini. Dalam bahasa Benuaq, nama kampung ini dikenal sebagai "Toleutn Lola Mamih – Lamikng Lopa Buwa", yang berarti "jiwa dan raga yang sehat dan tanah/bumi subur sejahtera".
Arsitektur dan Konstruksi
Lamin Tolan adalah contoh arsitektur vernakuler suku Dayak Benuaq yang dibangun secara tradisional tanpa menggunakan alat modern. Berikut adalah karakteristik arsitekturnya:
Struktur dan Ukuran
![]() |
Serambi Lamin Tolan Foto (Muhammad Zaini) |
Bahan Bangunan
Kayu Ulin
Tiang, penyangga, dan atap terbuat dari kayu ulin (dikenal sebagai kayu besi), yang terkenal karena kekuatannya dan ketahanannya terhadap air, sehingga rumah ini mampu bertahan selama ratusan tahun.
Rotan dan Kulit Kayu
![]() |
Lantai dan Dinding Lamin Tolan Foto (Jelajahi Kutai Barat) |
![]() |
Ikat Dinding dengan Rotan di Lamin Tolan |
Ornamen dan Ukiran
Lamin Tolan dihiasi dengan ukiran khas Dayak Benuaq yang berpola abstrak dengan pengulangan garis. Warna khas yang digunakan adalah kuning, putih, hitam, merah, dan biru, yang melambangkan perlindungan dari niat buruk dan persaudaraan suku Dayak.
Pada bagian atap, terdapat patung berbentuk naga dan burung enggang, sedangkan pada bagian tiang terdapat ukiran berbentuk kerangka manusia, binatang, atau bentuk semi-abstrak.
Filosofi Konstruksi
Pembangunan Lamin Tolan mengacu pada filosofi "Lati Tana", yaitu konsep kawasan tempat tinggal yang selaras dengan alam dan nilai-nilai budaya Dayak.
Fungsi Lamin Tolan
![]() |
Sisi bangunan Lamin Tolan Foto (David Pradana) |
Tempat Tinggal Komunal
Lamin Tolan dirancang untuk menampung beberapa keluarga, biasanya keluarga dekat, yang hidup bersama dalam satu atap. Jika ada keluarga baru yang bergabung, unit bilik baru akan dibangun di salah satu ujung rumah. Sebaliknya, jika ada keluarga yang ingin pindah, bilik tersebut akan dibongkar.
Pusat Kegiatan Ritual dan Adat
Lamin Tolan digunakan untuk kegiatan ritual seperti upacara "Belian", "Kwangkey", dan "Nalitn Tautn". Aula luas di dalam lamin menjadi tempat berkumpul untuk acara adat, musyawarah, dan perayaan budaya.
Simbol Kebersamaan
Rumah panjang ini mencerminkan semangat gotong royong dan kekeluargaan yang kuat di kalangan suku Dayak Benuaq. Kepala adat biasanya tinggal di tengah bangunan sebagai pemimpin komunitas.
Pelindung dari Bencana
Sebagai rumah panggung, Lamin Tolan dibangun untuk melindungi penghuni dari banjir, mengingat lokasinya di tepi sungai. Tangga masuk dirancang dengan sisi silinder untuk mencegah hewan melata seperti ular masuk ke rumah.
Status sebagai Cagar Budaya
Lamin Tolan diakui sebagai cagar budaya karena nilai sejarah dan budayanya. Pada tahun 2012, lamin ini terdaftar dalam inventarisasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur, dan statusnya diperkuat melalui Peraturan Bupati Kutai Barat Nomor 08 Tahun 2013 tentang Penetapan Kawasan Situs Benda Cagar Budaya dan Situs Peninggalan Budaya dengan nama "Lamin Adat Tolan".
Pada 3 Juni 2014, tanah dan bangunan Lamin Tolan seluas 960 m² dihibahkan oleh keluarga/ahli waris kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur untuk tujuan pelestarian dan pemugaran, agar nilai-nilai tradisi suku Dayak Benuaq tetap hidup.
Kondisi Saat Ini
![]() |
Patung Kayu di Lamin Tolan |
Banyak penghuni pindah ke rumah permanen di sekitar lamin, tetapi bangunan ini tetap dirawat oleh pewaris bilik, seperti Ibu Ongkel, untuk menjaga keberadaannya.
Lamin Tolan tetap menjadi daya tarik wisata budaya, dengan akses jalan yang cukup baik (sekitar 1 jam dari Sendawar, ibu kota Kutai Barat (Bundaran Tugu Macan Dahan), dan 6-7 jam dari Samarinda). Di sekitar lamin, terdapat kompleks pekuburan khas Dayak Benuaq yang menampilkan "Lungun", "Templaaq", "Kererekng", dan "Selokng", serta panorama Danau Tolan yang menambah nilai wisata.
Keunikan dan Daya Tarik Wisata
Lamin Tolan dianggap sebagai lamin paling asli di Kutai Barat karena:
- Konstruksinya yang sepenuhnya tradisional tanpa paku, menggunakan rotan sebagai pengikat.
- Bahan bangunan alami seperti kayu ulin, rotan segah batu, dan kulit kayu jangkau.
- Usianya yang mencapai lebih dari 200 tahun, menjadikannya saksi sejarah perkembangan masyarakat Dayak Benuaq.
- Ornamen dan ukiran yang kaya makna filosofis, mencerminkan identitas budaya Dayak.
Sebagai objek wisata, Lamin Tolan menawarkan pengalaman belajar tentang arsitektur tradisional, kehidupan komunal, dan ritual adat suku Dayak Benuaq.
Pengunjung juga dapat melihat kerajinan anyaman rotan khas Lamin Tolan, yang memiliki ciri khas berbeda dari kerajinan suku lain seperti Jempang, Bentian, atau Eheng.
Posting Komentar untuk "Review Lamin Tolan, Rumah Panjang Suku Dayak Benuaq Kutai Barat"