Pancurajipost.com - Monumen Putri Petung adalah salah satu landmark budaya, simbol sejarah, dan identitas masyarakat Paser.
Dengan desain yang estetis, monumen ini menarik wisatawan dan warga lokal untuk menikmati keindahannya sambil mengenang legenda Putri Petung sebagai ratu pertama Kerajaan Sadurengas.
Monumen ini dibangun oleh PT Kideco Jaya Agung sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mereka, dengan tujuan memperindah kawasan Taman Tepian Kandilo dan memperingati legenda Putri Petung, tokoh mitologi penting dalam sejarah masyarakat Paser.
Kawasan sekitarnya yang aktif dengan berbagai acara budaya menjadikan monumen ini pusat kegiatan komunitas yang memperkuat warisan budaya Paser.
![]() |
Monumen Putri Petung, Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Foto (Wack Meng) |
Deskripsi Fisik Monumen
Monumen Putri Petung memiliki desain yang estetis dan terdiri dari tiga bagian utama:
Dasar Monumen
Bagian dasar berupa kolam berbentuk lingkaran dengan pinggiran yang dihiasi ornamen menyerupai bunga.
Kolam ini menambah kesan sejuk dan menjadi daya tarik visual, terutama dengan suara gemercik air mancur yang terdengar, khususnya pada malam hari.
Tugu
Bagian tengah adalah tugu setinggi sekitar 5 meter dengan tiga sisi bidang. Tugu ini dihiasi dengan:
- Logo perusahaan PT Kideco Jaya Agung, sebagai pihak yang membangun monumen.
- Lambang Kabupaten Paser, yang mencerminkan identitas daerah.
- Puisi karya HM Ridwan Suwidi, mantan Bupati Paser, yang kemungkinan besar menggambarkan nilai budaya atau sejarah terkait Putri Petung.
Patung Putri Petung
Di puncak tugu berdiri patung Putri Petung, yang digambarkan sedang menuangkan air dari kendi. Patung ini berwarna merah tembaga, memberikan kontras dengan warna ungu yang mendominasi monumen. Posisi patung di atas tugu menjadikannya titik fokus yang menarik perhatian.
Makna dan Fungsi Monumen
Peringatan Sejarah dan Budaya
Monumen ini didirikan untuk mengenang Putri Petung, yang dianggap sebagai ratu pertama Kerajaan Sadurengas (cikal bakal Kesultanan Paser) yang berdiri pada tahun 1516.
Menurut mitologi Paser, Putri Petung (juga dikenal sebagai Putri Dalam Petung atau Sari Sukma Dewi) adalah tokoh legendaris yang lahir dari sebuah telur di dalam bambu (petung) yang ditemukan oleh Kakah Ukop dan istrinya, Itak Ukop.
Ia dianggap sebagai pemimpin yang membawa ketertiban pada masyarakat Paser yang kala itu hidup dalam kekacauan tanpa pemimpin.
Fungsi Sosial dan Wisata
Monumen ini berfungsi sebagai daya tarik wisata di Taman Tepian Kandilo. Warga setempat, seperti yang ceritakan oleh Yanti dari Kecamatan Pasir Belengkong, sering mengunjungi monumen ini untuk bersantai, menikmati suasana sejuk, dan mendengar gemercik air mancur, terutama pada malam hari. Anak-anak juga menyukai area ini sebagai tempat bermain.
Pendidikan dan Pelestarian Budaya
Monumen Putri Petung bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah dan budaya Paser.
Legenda Putri Petung, sebagaimana diteliti dalam studi akademik, memiliki fungsi sebagai alat pengesahan sosial, pendidikan, dan pengendalian sosial, serta menjadi sistem proyeksi nilai-nilai budaya lokal.
Monumen ini juga menjadi pengingat akan warisan budaya Paser yang kaya.
Simbol Kolaborasi
Dibangun oleh PT Kideco Jaya Agung, monumen ini mencerminkan kontribusi perusahaan terhadap pelestarian budaya dan pembangunan fasilitas umum di Kabupaten Paser melalui program CSR.
PT Kideco Jaya Agung adalah perusahaan pertambangan batu bara terbesar ketiga di Indonesia yang didirikan pada tahun 1982 dan beroperasi di Kalimantan Timur.
PT Kideco Jaya Agung menekankan aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) dalam setiap tahapan operasionalnya dengan visi sebagai penyedia energi yang ramah lingkungan
Nama Putri Petung tidak hanya diabadikan dalam monumen, tetapi juga dalam nama gedung perpustakaan baru di Jalan Jenderal Sudirman, Tanah Grogot, yang dinamakan Perpustakaan Ratu Putri Petong.
Mitologi Putri Petung telah diarsipkan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (DKP) Paser hingga ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Monumen ini menjadi simbol identitas budaya Paser, menghubungkan generasi muda dengan sejarah dan mitologi lokal, sekaligus memperkuat kebanggaan akan warisan Kesultanan Paser.
Mitologi Putri Petung
Menurut legenda, Putri Petung adalah tokoh mitologi yang dianggap sebagai ratu pertama Kerajaan Sadurengas (1516–1567).
Cerita rakyat versi Kecamatan Tanah Grogot menceritakan bahwa ia lahir dari telur yang ditemukan di dalam bambu oleh Kakah Ukop, seorang tokoh misterius yang berlayar mencari pemimpin untuk masyarakat Paser.
Putri Petung kemudian menjadi simbol kepemimpinan yang bijaksana, meskipun ia menghadapi tantangan dalam kehidupan pribadinya, seperti kegagalan perkawinan hingga akhirnya menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya, seorang mubaligh Islam dari Giri, yang menyembuhkan penyakitnya.
Perkawinan ini menghasilkan keturunan yang menjadi raja-raja Kesultanan Paser.
Sumber lain menyebutkan bahwa Putri Petung (atau Putri Dalam Petung) adalah putri Patih Aria Manau dari Kerajaan Kuripan, yang dibawa ke Paser saat masih bayi akibat perang saudara. Ia kemudian diangkat sebagai ratu dan memimpin dengan nama Sari Sukma Dewi.
Aktivitas di Sekitar Monumen
Kawasan di sekitar Monumen Putri Petung, yang dikenal sebagai Arena Putri Petung, sering menjadi lokasi berbagai acara budaya dan komunitas, seperti:
Festival Budaya Taka Paser
Diselenggarakan oleh PT Kideco Jaya Agung, festival ini melibatkan ratusan pelajar untuk melestarikan budaya Paser melalui lomba seni seperti tari kreasi, band etnik, dan vokal solo lagu daerah. Edisi ketiga festival ini berlangsung pada 21 Desember 2024 di Arena MTQ Putri Petung.
Pameran Bonsai
Pada 25–27 Januari 2025, Arena Putri Petung menjadi lokasi pameran bonsai oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Ranting Tanah Grogot.
Kideco Run 2025
Ajang lomba lari dengan 4.000 peserta dijadwalkan pada 31 Agustus 2025 di Arena Promosi Putri Petung, sebagai bagian dari peringatan HUT ke-43 PT Kideco.
Lokasi dan Akses
Google Map Monumen Putri Petung
Alamat dan Nomor Telepon Monumen Putri Petung
Akses
Monumen Putri Petung berada di ujung Taman Tepian Kandilo, berdekatan dengan tiang jembatan lengkung yang menghubungkan Kota Tanah Grogot dengan Desa Sungai Tuak.
Monumen Putri Petung berdekatan dengan Masjid Agung Nurul Falah dengan berjala kaki sekitar 700 meter sudah sampai atau sekitar 2 menit berkendara.
Pertanyaan yang sering ditanyakan di Monumen Putri Petung
Apa itu Monumen Putri Petung?
Monumen Putri Petung adalah monumen bersejarah di Tanah Grogot, Paser, yang didirikan untuk mengenang legenda Putri Petung, ratu pertama Kesultanan Sadurengas.
Di mana lokasi Monumen Putri Petung?
Monumen Putri Petung ini terletak di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur di kawasan Taman Siring Kandilo
Apa makna sejarah Monumen Putri Petung?
Monumen Putri Petung ini mengingatkan masyarakat akan legenda Putri Petung dan sejarah Kesultanan Paser, serta berfungsi untuk pendidikan dan wisata.
Siapa Putri Petung dalam legenda?
Putri Petung adalah tokoh mitologi Paser, diyakini sebagai ratu pertama Kesultanan Sadurengas, yang lahir dari telur di dalam bambu betung.
Apa yang bisa dipelajari dari Monumen Putri Petung?
Pengunjung dapat mempelajari sejarah Kesultanan Paser, legenda Putri Petung, dan budaya masyarakat Paser, termasuk peninggalan seperti Batu Indra Giri sebagai pesan kepada generasi muda Paser untuk gigih berjuang membangun Tanah Paser.
Posting Komentar untuk "Review Monumen Putri Petung, Tanah Grogot, Kabupaten Paser"