Adat Besampu Masyarakat Melayu Kabupaten Sanggau

Adat Besampu Masyarakat Melayu Sanggau
Adat Besampu Masyarakat Melayu Sanggau

Pancurajipost.com -  Adat Besampu adalah adat memberikan nama kepada bayi yang baru lahir, yang dilakukan masyarakat melayu Sanggau. Makna Besampu' secara harfiah adalah membenturkan antara nama dari sebelah Ayah dengan nama sebelah Ibu, yaitu untuk menemukan pihak mana yang namanya lebih kuat atau lebih tinggi nilainya. 

Ritual Besampu' terikat dengan Syarat dan Rukun yang selaras dengan Aqiqah dalam Syariat Islam. Ritual Besampu’ ini dilakukan ketika akan memberikan gelar Kebangsawanan dan nama pada si bayi, yaitu pada hari ke tujuh setelah kelahiran. 

Sebagaimana termaktub dalam Hukum Adat Kerajaan Sanggau Pasal 9, yang tertulis, “Aturan Adat Istiadat, jikalau Zuriat anak-anak cucu darah Raja-Raja, dan Zuriat anak-anak cucu darah Mas, siapa juga orang yang ada berkehendak memberi nama dan berpangkat yang dikurnia dari Nasabnya, hendaklah tetaplah adatnya seperti Pembuka Suaranya 40 Rial dan Adat Pengsupannya 4 Tahil, dan dibuat Adat Aqiqah diatas kelahirannya, dan dibuat Adat Menyampu’ adalah ia dihitung pada nama-nama dari Bapa Ibunya, dan dibuat membaca Berzanzi, dan dibuat Adat memotong rambutnya”. (Tomi,SPd, Sejarawan Sanggau).

Prosesi Acara Ritual Adat Besampu

Bahan Bahan Upacara Adat Besampu

  • Kayu Seboru
  • Danu Somong
  • Danu Nilam
  • Daun Jeruk dan lain lain
  • Abu dan Arang

Abu dan Arang diletakan diatas piring besar - Adat Besampu
Abu dan Arang diletakan diatas piring besar - Adat Besampu

Tata Cara Prosesi Adat Besampu

Bahan bahan tersebut telah disediakan oleh tetua adat/bidan kampung. Kemudian bahan bahan diatas dibakar diatas piring yang berisi arang yang telah menyala. Sehingga menimbulkan asap dan bau aroma yang khas dan wangi.
Bidan Bayi sedang meletakan Bahan Bahan ke atas arang yang telah menyala
Bidan Bayi sedang meletakan Bahan Bahan ke atas arang yang telah menyala
Adat Besampu dilaksanakan bertujuan untuk ucapan rasa syukur kepada Allah S.W.T sekaligus sebagai upacara pemberian nama pada sang bayi yang baru lahir.

Upacara Adat Besampu melibatkan tokoh tetua yang berjumlah 7 (tujuh) orang. yang kemudian bergiliran memberikan asap dari bahan bahan tadi ke rambut si bayi sebayak 7 kali kemudian diayunkan dan diputar putar sebayak 7 kali yang dilakukan secara bergiliran oleh 7 orang yang ditunjuk.

Sang Bayi diputar Putar selam 7 kali dan bergiliran oleh 7 orang yang ditunjuk bidan bayi
Sang Bayi diputar Putar selam 7 kali dan bergiliran oleh 7 orang yang ditunjuk bidan bayi

Setelah itu sang bayi digendong ibunya dan duduk ditengah ketujuh orang yang ditunjuk dan memutar mutar arang mengelilingi sang bayi dan ibunya sebanyak 7 kali.

meletakan bayi diatas kain panjang yang dipegang oleh duaorang. ditengah tengah kain diletakan meletakan batu disamping bayi dan diayun ayunkn kembali sebayak 7 kali.
bayi digendong ibunya dan duduk ditengah ketujuh orang yang ditunjuk dan memutar mutar arang mengelilingi sang bayi dan ibunya sebanyak 7 kali.

Setelah prosesi selesai, dilanjutkan dengan meletakan bayi diatas kain panjang yang dipegang oleh dua orang. ditengah tengah kain diletakan meletakan batu disamping bayi dan diayun ayunkan kembali sebayak 7 kali.

meletakan bayi diatas kain panjang yang dipegang oleh duaorang. ditengah tengah kain diletakan meletakan batu disamping bayi dan diayun ayunkn kembali sebayak 7 kali
Meletakan bayi diatas kain panjang yang dipegang oleh duaorang. ditengah tengah kain diletakan meletakan batu disamping bayi dan diayun ayunkn kembali sebayak 7 kali

Kemudian sang bayi diletakan ditengah ketujuh orang dan diputar putar kekanan sebanyak 7 kali dan kekiri sebanyak 7 kali.

Setelah itu tangan dari ketujuh orang tersebut memukul mukul lantai yang ditengahnya ada sang bayi yang tertidur lelap.

Anehnya selama prosesi ritual adat besampu, sang bayi terdiam tidak menangis dan merasa nyaman serta tidak terganggu sama sekali dengan suara riuh yang ditimbulkan dari gebrakan tangan 7 orang yang kencang di sisi sisi sang bayi.

Tujuan memutar dan memukul mukul lantai untuk mengusir aura negatif /roh jahat yang ada disekitar sang bayi.

Setelah selesai, Bidan kampung menggendong sang bayi dan dibawa keluar rumah dan diajak berjalan sebentar dan masuk kembali. 

Di sesi ritual ini sebagai tanda bahwa bayi tersebut sudah diperbolehkan untuk dibawa keluar rumah.

Selesai keluar rumah, sang bisan bayi kemudian diajaknya masuk kembali dengan mengucapkan Assalamualakum ketika masuk kerumah.

Setelah itu dilanjutkan dengan upacara Doa Selamat dan Doa Tolak Bala sebagai akhir dari rangkaian upacara adat Besampu.

Upacara Adat Beampu ini, masih terjaga dan anda masih bisa menjumpai ritual Adat Besampu ini di Sungai Ranas, Kecamatan Kapuas Sanggau, yang dapat diakses tercepat hanya dengan menyeberang Sungai Kapuas dengan menggunakan Spead board.

Sungai Ranas sendiri terletak diseberang Istana Surya Negara Sanggau. Jadi perjalanan menyeberang hanya sekitar 10 menit saja menggunakan kapal penyeberangan.

Setiap harinya, Kapal penyeberangan selalu dipadari masyarakat  sungai ranas dan masyarakat seberang lainnya yang ingin ke kota sanggau untuk bekerja, berdagang dan belanja. Sehingga Transportasi air ini bisa menampung penumpang beserta kendaraan motor yang dibawanya.

Pelabuhan penyeberangan tersebut tepat terdapat di bawah jembatan gantung lama Sungai Sekayam, yang merupakan Salah satu Icon Kota Sanggau.

Simak Video Adat Besampu masyarakat Melayu Sanggau

YH Reporter
YH Reporter Saya adalah Seorang IT dan Penulis, Pernah Bekerja di Instansi Pemerintahan dan Swasta. Sumbangsih kepada Negara dengan mengangkat tulisan di Sektor Wisata sebagai 5 besar penggerak perekonomian Indonesia.

Posting Komentar untuk "Adat Besampu Masyarakat Melayu Kabupaten Sanggau"