Pancurajipost.com - Kampung Atas Air adalah destinasi wisata budaya yang unik di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, tepatnya di Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat.
Dulunya dikenal sebagai kawasan kumuh yang rawan banjir, kampung ini telah bertransformasi menjadi atraksi wisata yang menarik berkat revitalisasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
![]() |
Kampung Atas Air Balikpapan (IG:@inibalikpapanbosku) |
Kampung ini menawarkan pengalaman menjelajahi kehidupan masyarakat yang tinggal di rumah-rumah panggung di atas air, mencerminkan adaptasi budaya terhadap lingkungan pesisir.
Berikut adalah penjelasan mendalam tentang Kampung Atas Air dari berbagai aspek:
1. Latar Belakang dan Sejarah
Asal-usul: Kampung Atas Air awalnya adalah permukiman nelayan dan warga lokal yang tinggal di tepi Teluk Balikpapan. Rumah-rumah panggung dibangun di atas air untuk mengatasi keterbatasan lahan dan banjir pasang surut.
Namun, seiring waktu, kawasan ini menjadi padat dan kumuh, dengan masalah sampah dan sanitasi yang signifikan.
Revitalisasi: Pada sekitar tahun 2010-an, Pemerintah Kota Balikpapan, bersama komunitas lokal dan dukungan CSR dari perusahaan seperti Pertamina, memulai program revitalisasi.
Fokusnya adalah membersihkan lingkungan, memperbaiki infrastruktur, dan mengembangkan potensi wisata. Rumah-rumah dicat warna-warni, jembatan kayu diperbaiki, dan warga dilatih untuk mengelola wisata.
Transformasi Wisata: Kini, Kampung Atas Air menjadi destinasi wisata budaya yang menonjolkan kehidupan masyarakat pesisir, kearifan lokal, dan keindahan arsitektur rumah panggung.
Kampung ini juga menjadi simbol keberhasilan pemberdayaan masyarakat dalam mengubah kawasan marginal menjadi aset wisata.
2. Lokasi dan Aksesibilitas
Google Map Kampung Atas Air Balikpapan
Alamat dan nomor telepon
Alamat Kampung Atas Air Balikpapan: Jl. Sepaku Laut, Kelurahan Marga Sari, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Kodepost Kampung Atas Air Balikpapan: 76123
Nomor Telepon Kampung Atas Air Balikpapan:-
Lokasi:
Kampung Atas Air berada di Kelurahan Margasari, dekat dengan pusat kota Balikpapan, sekitar 20–25 km dari Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW). Secara geografis, kampung ini terletak di tepi Teluk Balikpapan, dengan rumah-rumah panggung yang berdiri di atas perairan dangkal.
Jalur Akses:
Dari pusat kota Balikpapan (misalnya Pasar Klandasan), dapat ditempuh dalam waktu 15–20 menit menggunakan mobil atau motor melalui Jalan Mulawarman.
Transportasi umum seperti mikrolet (angkutan kota) nomor 7 atau taksi online juga tersedia untuk mencapai Margasari.
Untuk menjelajahi kampung, pengunjung bisa berjalan kaki melalui jembatan kayu atau menyewa perahu kecil dari warga lokal.
Kondisi Akses: Jalan menuju kampung sudah beraspal dan mudah dijangkau, tetapi di dalam kampung, jalur utama adalah jembatan kayu yang menghubungkan rumah-rumah panggung.
Pengunjung disarankan berhati-hati saat berjalan, terutama jika membawa anak kecil atau di malam hari.
3. Karakteristik dan Daya Tarik
Kampung Atas Air memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya menarik sebagai destinasi wisata:
![]() |
Perumahan Kampung Atas Air Balikpapan (IG:@jalanjalanterus) |
Rumah Panggung Warna-warni: Rumah-rumah di atas air dibangun dari kayu dengan tiang penyangga yang kokoh. Setelah revitalisasi, rumah-rumah ini dicat dengan warna cerah seperti merah, kuning, hijau, dan biru, menciptakan pemandangan yang Instagramable dan menyerupai kampung pelangi.
![]() |
Jembatan Kayu Kampung Atas Air Balikpapan (IG:@pedro_denny) |
Jembatan Kayu: Jaringan jembatan kayu menghubungkan rumah-rumah, memungkinkan pengunjung berjalan di atas air sambil melihat aktivitas warga. Jembatan ini juga menjadi spot foto populer.
Kehidupan Masyarakat Pesisir: Kampung ini mayoritas dihuni oleh suku Bugis dan Banjar, yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan atau pedagang kecil. Pengunjung dapat melihat aktivitas sehari-hari seperti menjemur ikan, memperbaiki jaring, atau anak-anak bermain di tepi air.
Pemandangan Teluk Balikpapan: Dari kampung, pengunjung dapat menikmati panorama teluk, terutama saat matahari terbenam, dengan latar belakang kapal-kapal kecil dan kilang minyak di kejauhan.
Kearifan Lokal: Warga menjaga tradisi seperti pembuatan kerajinan tangan (misalnya anyaman tikar) dan kuliner khas pesisir, yang dapat dinikmati atau dipelajari oleh wisatawan.
4. Aktivitas Wisata
Kampung Atas Air menawarkan berbagai aktivitas yang cocok untuk wisatawan yang ingin merasakan budaya lokal dan suasana pesisir:
Susur Kampung dengan Jalan Kaki:
Pengunjung dapat menyusuri jembatan kayu untuk menjelajahi kampung, mengamati arsitektur rumah panggung, dan berinteraksi dengan warga.
Beberapa warga menawarkan jasa pemandu lokal untuk menjelaskan sejarah dan kehidupan kampung (biaya berdasarkan donasi atau kesepakatan).
Susur Air dengan Perahu:
Menyewa perahu kelotok atau perahu kecil (kapasitas 4–6 orang) untuk berkeliling teluk dan melihat kampung dari perspektif air. Biaya sewa biasanya Rp50.000–Rp150.000 per perahu, tergantung durasi dan jumlah orang.
Aktivitas ini memungkinkan pengunjung melihat bagian kampung yang lebih luas dan menikmati pemandangan teluk.
Fotografi:
Rumah-rumah warna-warni, jembatan kayu, dan pemandangan teluk adalah spot foto yang menarik, terutama saat pagi atau sore hari dengan cahaya lembut.
Beberapa sudut kampung memiliki mural atau dekorasi seni yang menambah estetika.
Belajar Budaya Lokal:
Pengunjung dapat mengikuti kegiatan seperti membuat kerajinan tangan (anyaman atau miniatur perahu) bersama warga, tergantung ketersediaan.
Beberapa warga menawarkan demo memasak kuliner khas, seperti ikan bakar atau sambal goreng tempoyak.
Menikmati Kuliner Lokal:
Warung-warung kecil di kampung menyajikan makanan khas pesisir, seperti ikan bakar, cumi saus padang, atau soto Banjar. Harga relatif terjangkau, mulai dari Rp15.000–Rp50.000 per porsi.
Pengunjung juga bisa membeli makanan ringan seperti pisang goreng atau kue tradisional dari pedagang keliling.
Berinteraksi dengan Warga:
Warga Kampung Atas Air dikenal ramah dan terbuka. Pengunjung dapat mengobrol untuk mempelajari kisah hidup mereka, tradisi nelayan, atau cerita transformasi kampung.
Menyaksikan Aktivitas Nelayan:
Pagi hari adalah waktu terbaik untuk melihat nelayan berangkat atau pulang dari melaut, serta aktivitas pasar ikan kecil di tepi kampung.
5. Fasilitas
Fasilitas di Kampung Atas Air masih sederhana namun memadai untuk wisatawan:
Jembatan Kayu: Sebagai jalur utama untuk berjalan di kampung, sebagian besar dalam kondisi baik meski beberapa bagian mungkin licin saat hujan.
Warung Makan: Terdapat warung kecil yang dikelola warga, menyediakan makanan dan minuman lokal.
Penyewaan Perahu: Perahu kelotok tersedia untuk disewa, biasanya dikelola oleh warga setempat.
Area Parkir: Tersedia di daratan sebelum memasuki kampung, cocok untuk mobil atau motor.
Toilet: Fasilitas toilet umum terbatas, biasanya tersedia di dekat warung atau masjid lokal.
Pusat Informasi: Tidak ada pusat informasi resmi, tetapi warga atau pemandu lokal dapat memberikan penjelasan.
Catatan: Karena fasilitas masih sederhana, disarankan membawa air minum, topi, atau payung untuk perlindungan dari matahari.
6. Biaya dan Tiket Masuk
Tiket Masuk: Tidak ada tiket masuk resmi untuk memasuki Kampung Atas Air. Pengunjung biasanya memberikan donasi seikhlasnya kepada warga atau komunitas lokal sebagai bentuk apresiasi.
Biaya Tambahan:
- Sewa perahu: Rp50.000–Rp150.000 per perahu (tergantung durasi dan negosiasi).
- Pemandu lokal: Rp50.000–Rp100.000 per kelompok (opsional, berdasarkan kesepakatan).
- Makanan/minuman: Rp15.000–Rp50.000 per orang.
- Parkir: Rp5.000–Rp10.000 untuk motor/mobil.
Tips: Selalu konfirmasi harga dengan warga sebelum menggunakan jasa seperti perahu atau pemandu untuk menghindari kesalahpahaman.
7. Keunikan dan Nilai Tambah
![]() |
Bersantai di Kampung Atas Air Balikpapan (IG @anianggraiini) |
Transformasi Sosial: Kampung ini adalah contoh sukses bagaimana kawasan kumuh dapat diubah menjadi destinasi wisata yang memberdayakan ekonomi lokal.
Interaksi Budaya: Pengunjung dapat langsung berinteraksi dengan warga, memberikan pengalaman autentik yang jarang ditemukan di destinasi wisata komersial.
Dekat dengan Kota: Lokasinya yang hanya 15 menit dari pusat kota menjadikannya destinasi yang mudah dijangkau untuk wisata singkat.
Potensi Edukasi: Cocok untuk pelajar atau wisatawan yang ingin mempelajari adaptasi lingkungan, kehidupan nelayan, dan revitalisasi kawasan.
8. Tantangan dan Catatan
Kebersihan: Meski telah direvitalisasi, beberapa bagian kampung masih menghadapi masalah sampah di perairan, terutama saat musim hujan. Pengunjung diharapkan tidak membuang sampah sembarangan.
Fasilitas Terbatas: Toilet dan tempat istirahat masih minim, sehingga pengunjung perlu mempersiapkan diri untuk wisata sederhana.
Keselamatan: Jembatan kayu bisa licin saat basah, dan beberapa bagian mungkin sempit. Berhati-hatilah saat berjalan atau membawa anak kecil.
Cuaca: Hindari berkunjung saat hujan lebat karena dapat menyebabkan banjir kecil atau jembatan licin.
Privasi Warga: Hormati privasi warga dengan tidak memasuki rumah tanpa izin atau mengambil foto tanpa persetujuan.
9. Tips untuk Pengunjung
Waktu Terbaik: Kunjungi pada pagi (06.00–09.00 WIB) untuk melihat aktivitas nelayan atau sore (16.00–18.00 WIB) untuk menikmati sunset di teluk.
Pakaian: Kenakan pakaian nyaman dan sepatu anti-slip. Bawa topi atau payung untuk perlindungan dari matahari.
Perlengkapan: Bawa air minum, kamera/smartphone untuk foto, dan uang tunai dalam pecahan kecil untuk donasi atau belanja.
Etika: Sapalah warga dengan ramah, minta izin sebelum memotret, dan dukung ekonomi lokal dengan membeli makanan atau suvenir.
Kontak Lokal: Jika ingin pemandu atau informasi, hubungi kelurahan Margasari atau tanyakan kepada warga setempat saat tiba.
10. Kontribusi untuk Balikpapan
Kampung Atas Air tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga berkontribusi pada:
- Ekonomi Lokal: Memberikan pendapatan tambahan bagi warga melalui jasa pemandu, sewa perahu, dan penjualan kuliner/kerajinan.
- Pelestarian Budaya: Menjaga tradisi dan kearifan lokal suku Bugis dan Banjar.
- Pembangunan Kota: Mendukung citra Balikpapan sebagai kota yang peduli lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, sejalan dengan pembangunan IKN di dekatnya.
Kesimpulan
Kampung Atas Air adalah destinasi wisata budaya yang autentik dan penuh warna di Balikpapan, menawarkan pengalaman menjelajahi kehidupan masyarakat pesisir yang hidup di atas air.
Dengan rumah panggung warna-warni, jembatan kayu, dan aktivitas seperti susur kampung, naik perahu, atau menikmati kuliner lokal, kampung ini cocok untuk wisatawan yang ingin merasakan sisi budaya dan sosial Balikpapan.
Transformasinya dari kawasan kumuh menjadi destinasi wisata juga menjadi inspirasi tentang pemberdayaan masyarakat. Lokasinya yang dekat dengan Hutan Lindung Sungai Wain menjadikannya pelengkap ideal untuk itinerary wisata alam dan budaya di Balikpapan.
Posting Komentar untuk "Review Kampung Atas Air Balikpapan, Wisata Pemukiman Pesisir Kalimantan Timur"