Museum Kapuas Raya , Jejak Sejarah Sintang

 Pancurajipost.com - Museum Kapuas Raya adalah Musium yang menympan berbagai benda-benda peninggalan sejarah berdirinya Kota Sintang yang dibangun pada penjajahan belanda tepatnya tahun 1822 atas inisiatif Tropenmuseum yang berada di Kota Amsterdam.

Apa itu Tropenmuseum Amsterdam ?

Tropenmuseum adalah museum budaya dunia, bertempat di salah satu bangunan museum paling mengagumkan di Belanda. Dari Aula Besar yang monumental, ada pemandangan luas yang ditawarkan museum.

Tropenmuseum bertempat di salah satu bangunan museum asli yang paling indah di Belanda. Setiap isi objek menceritakan kisah manusia dan membuat Anda penasaran tentang keragaman budaya yang kaya di seluruh dunia. 

Musium ini memberitahu tentang tema universal seperti berkabung, merayakan, mendekorasi, berdoa, atau berkelahi. Dari Afrika hingga Asia Barat dan Tenggara, dari Nugini hingga Amerika Latin, di Tropenmuseum Anda menemukan bahwa selain perbedaan, kita semua sama: manusia.

Musium Kapuas Raya Sintang
Musium Kapuas Raya Sintang

Alamat Museum Kapuas Raya

Museum Museum Kapuas Raya beralamtkan Jl. Sintang  - Putussibau Km. 14 Kelurahan Tanjungpuri, Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. 

Kodepost Museum Kapuas Raya : 78656

No telpon Museum Kapuas Raya :-

Geser gambar untuk melihat seluruh jalan Museum Kapuas Raya

Jalur Transportasi menuju Museum Kapuas Raya

Dari Kota Sintang, Tugu Pancasila menuju Museum Kapuas Raya hanya berjarak  kurang lebih 11 Km atau waktu tempuh sekitar 30 menit.

Dari Bandar Udara Tebelian Sintang ke musium hanya berjarak sekitar 27 Km atau sekitar 1 jam berkendara, baik roda dua maupun roda empat bisa langsung menuju ke Museum Kapuas Raya.

Google Map Museum Kapuas Raya

Apa yang menrik di Museum Kapuas Raya ?

Musium yang menympan Benda-Benda bersejarah

Pendirian museum Kapuas raya ini sebagai jejak Negara Belanda pernah menguasai Kalimantan Barat yang awalmulanya menduduki kalbar dengan cara berdagang. Setelah perekonomian mereka kuasai maka berlanjut menguasai darah-daerah di Kalimantan Barat.

Pada Tanggal 29 September 2004 setelah kemerdekaan RI,disepakati Dokumen Kesepakatan dengan No. 751.441.0003 yang isinya kesepakatan pembangunan museum yang dijadikan sebagai Pusat Pendidikan dan  Kebudayaan unuk masyarakat Sintang. 

Tujuan berdirinya Museum Kapuas Raya adalah sbagai Pusat Kebudayaan yang bisa mendorong kesadaran dan pengetahuan tentang warisan budaya bersama, terutama kepada generasi muda di Sintang tentang cara mengenali dan menghargai keragaman budaya di Sintang dan Indonesia.

Luas Bangunan Museum Kapuas Raya

Geser gambar untuk melihat seluruh bangunan Museum Kapuas Raya

Museum Kapuas Raya ini memiliki lahan seluas 2 ha dengan luas bangunan 50 x 25m2 dengan bangunan berlantai tiga dan bentuk bangunan menyerupai huruf U.

Koleksi benda benda bersejarah

Di dalam Museum Kapuas Raya ini mempunyai 3 ruang utama, yaitu Ruang Tenun Ikat, Ruang Sejarah, dan Ruang Kebudayaan.

1. Ruang Tenun Ikat

Ruang Tenun Ikat di Musium Kapuas Raya Sintang
Ruang Tenun Ikat di Musium Kapuas Raya Sintang

Ruang tenun ikat adalah ruangan yang berisi berbagai karya tenun yang dibuat oleh nenek moyang zaman dahulu dan hasil karya dari masyarakat Sintang zaman sekarang.

Hasil karya tenun berupa baju-baju tenun bercorak Dayak dan Melayu yang dipajang dipinggir-pinggir dan sudut sudut ruangan.

Terdapat juga foto foto cara menenun nenek moyang pada zaman dahulu berupa visual foto dan keterangan, sehingga mudah dipahami para pengunjung terutama generasi milenial yang suka dengan media visual.

Teknik menenun dayak desa ini diceritakan ketika para ibu ibu setelah berladang, mereka mengisi waktu dengan menenun. ada beberapa teknik dalam menenun yang diambarkan di musium ini. Penasaran Yuk berkunjug ke Museum Kapuas Raya.

2. Ruang Sejarah

Ruang Sejarah di Musium Kapuas Raya Sintang
Ruang Sejarah di Musium Kapuas Raya Sintang

Ruang Sejarah berisi berbagai sejarah terutama sejarah berdirinya Kota Sintang yang tertulis berdirinya Sintang sekitar tahun 1657.Tertulis juga makna dari berdirinya kota Sintang adalah pertemuan dua sungai borneo barat.

Berbagai Foto-foto para Raja, Tokoh Pahlawan Di Sintang, Foto-foto potret sintang zaman dahulu, serta tulisan-tulisan sejarah yang tertata rapi dan singkat di dinding-dinding memudahkan para generasi milenial mengingat sejarah Sintang.

Terdapat pula gelas kuno dan peninggalan lainnya yang terdapat di etalase kaca. Pengunjung hanya bisa melihat dari balik kaca agar barang-barang kuno tersebut tetp aman dan terpelihara.

3. Ruang Kebudayaan

sandung. Sandung ini adalah tempat yang berfungsi untuk menympan tulang belulang manusia

Ruang Kebudayaan ini memiliki berbagai koleksi peninggalan zaman dahulu di antaranya sandung dari Suku Dayak Tebidah berbahan kayu. Sandung ini adalah tempat yang berfungsi untuk menympan tulang belulang manusia yang telah meninggal yang disertai dengan upacara ritual adat sebelum memasukan tulang ke Sandung.

Uacara kematian terakhir diadakan untuk memastikan kepergian jiwa yang meninggal ke tanah leluhur serta melepaskan duka orang yang ditinggalkan. Setelah tulang belulang disimpan di Sandung, masyarakat percaya jiwa yang meninggal akan berkumpul dengan nenek moyangnya.

Dibawah sisi kiri Sandung terdapat tempayan kecil buatan cina, berbahan tembikar difungsikan sebagai tempayan adat untuk menami jiwa yang meninggal perjalanan menuju ke Dunia Leluhur.

Terdapat juga berbagai jenis Peralatan musik zaman dahulu seperti gong, kemudian Tempayan, senjata tradisional Mandau Peralatan Daur Hidup dan lain lain.

Ruang Kebudayaan ini memiliki berbagai koleksi peninggalan zaman dahulu di antaranya sandung
Keterangan Foto:

Ketebung, Gendang

Fungsi alat musik Ketebung, Gendang sebagai iring iringan musik yang dibunyikan ketika mengeluarkan senjata dan sambil menari pada masyarakat Dayak pada masanya.

Kumbu, Kain Adat

Kain Adat, Piring dan mangkuk berisi persembahan untuk Dewa Dewa yang mereka yakini sebelum Agama Kristen masuk. Persembahan-Persembahan berupa Arak, roko dan makanan dengan tujuan agar selamat dan diberkati sekuruh kampung.

Menariknya tempat-tempat untuk menaruh sesaji seperti piring dan mangkuk berasal dari China.

Patung Bayi Yesus, Maria, dan Yosef dan Injil

Patung Bayi Yesus, Maria, dan Yosef dan Injil ini sebagai tanda para misionaris yang masuk ke Sintang,  dan mengajarkan Agama Kristen pada abad 20. Banyak Masyarakat Dayak yang masuk ke Agama Katolik.

Museum Kapuas Raya ini sangat cocok dijadikan sebagai wisata edukasi sejarah yang bercerita berbagai hal kehidupan kakek dan nenek masyarakat sintang zaman dahulu, serta semangat kebersamaan dalam ikatan budaya  di Musium Kapuas Raya Ini.







YH Reporter
YH Reporter Saya adalah Seorang IT dan Penulis, Pernah Bekerja di Instansi Pemerintahan dan Swasta. Sumbangsih kepada Negara dengan mengangkat tulisan di Sektor Wisata sebagai 5 besar penggerak perekonomian Indonesia.

Posting Komentar untuk "Museum Kapuas Raya , Jejak Sejarah Sintang"