Pancurajipost.com - Kedaton Kutai Kartanegara, yang juga dikenal sebagai Keraton Kutai Kartanegara, adalah istana Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang terletak di pusat kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia.
![]() |
Kedaton Kutai Kartanegara |
Berikut adalah penjelasan rinci tentang Kedaton Kutai Kartanegara, meliputi sejarah, arsitektur, fungsi, daya tarik wisata, dan nilai budayanya:
Sejarah Kedaton Kutai Kartanegara
![]() |
Foto Kedaton Kerajaan Kutai Kartanegara Pemerintahan Sultan Alimuddin (Foto Wikimedia Commons) |
Kerajaan ini awalnya bercorak Hindu, didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti, dan bertransformasi menjadi kesultanan Islam pada tahun 1575 di bawah pemerintahan Aji Raja Mahkota Mulia Alam.
Pada tahun 1635, Kesultanan Kutai Kartanegara berhasil menaklukkan Kerajaan Kutai Martadipura, menyatukan kedua kerajaan di bawah satu kekuasaan.
Kedaton yang berdiri saat ini bukanlah istana asli dari masa awal kesultanan. Bangunan modern yang dikenal sebagai Kedaton Kutai Kartanegara selesai dibangun pada tahun 2002 oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara setelah Kesultanan Kutai Kartanegara dihidupkan kembali secara simbolis.
Pada 22 September 2001, H. Aji Pangeran Praboe Anum Surya Adiningrat dinobatkan sebagai Sultan Aji Muhammad Salehuddin II, dan kedaton baru ini dibangun untuk melestarikan warisan budaya kesultanan.
![]() |
Sultan Aji Muhammad Parikesit, Sultan Kutai bersama istri dan pengiringnya disinggasana Istana Sultan Kutai, sekitar 1925.Foto (IG @potolawas) |
Bangunan ini menggantikan kedaton sebelumnya yang dibangun pada tahun 1936 oleh Aji Sultan Muhammad Parikesit, yang dirancang oleh perusahaan Belanda Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) dengan arsitek Henri Estourgie.
Kedaton tahun 1936 tersebut kemudian diserahkan kepada pemerintah pada tahun 1971 dan diubah menjadi bagian dari Museum Mulawarman pada tahun 1976.
Sebelumnya, pusat pemerintahan kesultanan beberapa kali berpindah, dari Kutai Lama (1300-an), Pemarangan (1732), hingga akhirnya menetap di Tenggarong pada tahun 1782 di bawah pemerintahan Aji Sultan Muhammad Sulaiman.
![]() |
Adji Muhammad Sulaiman Foto (IG @monarchy_nusantara_id) |
Adji Muhammad Sulaiman yang bergelar Sri Paduka Sultan Adji Muhammad Sulaiman al-Adil Khalifatul-Mu'minin bin Adji Muhammad Salehuddin ,Mana kecilnya Aji Biduk/Pangeran 'Umar. Sultan Kutai Kartanegara ke-17. (1845 - 1889)
Kedaton kayu peninggalan Sultan Sulaiman dirobohkan setelah pembangunan kedaton baru pada tahun 1936–1938.
Arsitektur Kedaton
![]() |
Kedaton Kutai Kartanegara Foto (Titin Atien) |
Struktur Bangunan: Kedaton saat ini adalah bangunan dua lantai yang terletak di Jalan Monumen Timur, Panji, Tenggarong, di samping Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin.
Desainnya mengacu pada bentuk kedaton pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Alimuddin (1899–1910), dengan orientasi bangunan yang kini menghadap ke barat, berbeda dari kedaton lama yang menghadap Sungai Mahakam.
![]() |
Singgasana Kedaton Kutai Kartanegara Foto (Nursaid Sudarma) |
Interior Megah: Ruang utama kedaton menampilkan singgasana sultan yang dikelilingi kursi-kursi berlapis emas, mencerminkan kemewahan dan otoritas kesultanan.
Di sisi kiri singgasana terdapat seperangkat gamelan Jawa, yang digunakan untuk acara-acara seremonial. Ruangan-ruangan lain termasuk ruang tamu yang luas, ruang kerja sultan, dan kamar tidur pengantin dengan dekorasi tradisional.
![]() |
Salah satu ukiran di Kedaton Kutai Kartanegara Foto (Marcelo Gervasio) |
Ukiran dan Ornamen: Setiap sudut kedaton dihiasi dengan ukiran kayu dan hiasan dinding yang kaya akan detail, menggambarkan cerita rakyat, mitos lokal, dan simbol budaya Kutai, Dayak, serta Jawa.
Ukiran ini tidak hanya estetis tetapi juga memiliki nilai sejarah yang kuat, mencerminkan interaksi budaya di wilayah tersebut.
Replika Istana: Di dalam kedaton terdapat replika istana Kesultanan Kutai Kartanegara, yang memungkinkan pengunjung melihat representasi ruang-ruang seperti tempat tinggal sultan, ruang kerja, dan area seremonial dengan dekorasi khas kesultanan.
Fungsi Kedaton
Meskipun kedaton adalah milik Sultan Kutai Kartanegara, fungsi utamanya saat ini bukan sebagai tempat tinggal sultan, melainkan sebagai:
- Kantor Lembaga Kesultanan: Kedaton digunakan untuk kegiatan administratif dan seremonial Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
- Pusat Pelestarian Budaya: Kedaton menjadi pusat pagelaran seni dan budaya, seperti tarian tradisional (misalnya Tari Ganjar-ganjur dan Tari Topeng), musik daerah, dan acara adat seperti Festival Erau, yang merupakan perayaan budaya tahunan yang melibatkan sultan sebagai tamu kehormatan.
- Destinasi Wisata Sejarah: Kedaton terbuka untuk umum sebagai objek wisata budaya, menawarkan pengalaman belajar tentang sejarah Kesultanan Kutai melalui replika istana, pameran benda bersejarah, dan dekorasi tradisional.
Daya Tarik Wisata
Kedaton Kutai Kartanegara adalah salah satu destinasi wisata budaya utama di Kalimantan Timur. Berikut adalah beberapa daya tariknya:
Pagelaran Seni dan Budaya: Pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisional, seperti tarian dan musik khas Kutai, yang sering diadakan di Kedaton Kutai Kartanegara, terutama selama Festival Erau atau acara adat lainnya.
![]() |
Museum Mulawarman, Tenggarong Foto (Rahmat Gunawan) |
Museum Mulawarman: Terletak di dekat Kedaton Kutai Kartanegara, museum ini menyimpan artefak bersejarah Kesultanan Kutai, seperti singgasana, pakaian kebesaran, tombak, keris, meriam, kalung, prasasti Yupa, dan koleksi keramik kuno dari Tiongkok. Museum ini merupakan bekas kedaton lama yang dibangun pada tahun 1936.
Situs Makam Kerajaan: Di lingkunganKedaton Kutai Kartanegara terdapat makam-makam sultan dan keluarga kerajaan, seperti Sultan Aji Muhammad Muslihuddin, Sultan Aji Muhammad Salehuddin I, Sultan Aji Muhammad Sulaiman, dan Sultan Aji Muhammad Parikesit.
![]() |
Situs Makam Kerajaan di Kedaton Kutai Kartanegara Foto (INDOTEKNIK) |
Makam ini menjadi tujuan wisata religi, terutama pada akhir pekan, hari libur nasional, atau menjelang Ramadan.
Belanja Oleh-Oleh: Di belakang Kedaton Kutai Kartanegara, terdapat pedagang yang menjual suvenir khas Kutai Kartanegara, seperti kerajinan tangan dan makanan lokal, dengan harga terjangkau.
Akses dan Fasilitas: Kedaton Kutai Kartanegara tidak memungut biaya tiket masuk (gratis) dan buka 24 jam, meskipun kunjungan pada pagi atau sore hari lebih disarankan untuk kenyamanan.
Fasilitas meliputi tempat parkir, toilet umum, tempat ibadah, warung makan, dan penginapan di sekitar Tenggarong.
Untuk mencapai Kedaton Kutai Kartanegara, pengunjung dapat menempuh perjalanan dari Balikpapan menggunakan taksi atau angkutan umum ke Tenggarong.
Alat Musik Gamelan Kedaton Kutai Kartanegara
Alat musik gamelan di Kedaton Kutai Kartanegara merupakan salah satu elemen budaya penting yang mencerminkan warisan seni tradisional Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
![]() |
Alat musik gamelan di Kedaton Kutai Kartanegara Foto (San Stanis) |
Berikut adalah penjelasan rinci tentang gamelan yang ada di kedaton, meliputi asal-usul, jenis, fungsi, dan konteks penggunaannya:
Asal-Usul Gamelan di Kedaton
Gamelan yang terdapat di Kedaton Kutai Kartanegara adalah gamelan Jawa, yang menunjukkan pengaruh budaya Jawa dalam tradisi seni Kesultanan Kutai.
Kesultanan Kutai Kartanegara memiliki hubungan historis dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, seperti Mataram dan Demak, terutama setelah masuknya Islam ke wilayah ini pada abad ke-16.
Gamelan ini kemungkinan besar diperkenalkan sebagai bagian dari pertukaran budaya atau sebagai hadiah diplomatik dari kerajaan-kerajaan Jawa kepada Kesultanan Kutai.
Gamelan tersebut ditempatkan di sisi kiri singgasana sultan di ruang utama kedaton, menandakan peran pentingnya dalam acara-acara seremonial.
Meskipun Kesultanan Kutai memiliki identitas budaya lokal yang kuat (dipengaruhi oleh budaya Kutai dan Dayak), keberadaan gamelan Jawa menunjukkan sifat kosmopolit kesultanan, yang mengintegrasikan berbagai elemen budaya dari Nusantara.
Jenis Gamelan
Gamelan yang ada di Kedaton Kutai Kartanegara adalah jenis gamelan Jawa, yang biasanya menggunakan laras (sistem nada) slendro atau pelog, sesuai dengan tradisi Jawa Tengah atau Yogyakarta. Komposisi alat musik dalam gamelan ini meliputi:
- Gong Ageng: Gong besar yang menghasilkan suara rendah dan dalam, berfungsi sebagai penutup siklus musikal.
- Kempul: Gong berukuran lebih kecil yang dimainkan untuk menandai ritme tertentu.
- Kenong dan Kethuk: Alat perkusi logam yang mengatur tempo dan memberikan struktur ritmis.
- Saron: Alat musik bilah logam yang memainkan melodi utama.
- Demung: Mirip saron tetapi dengan bilah lebih besar dan suara lebih rendah.
- Bonang: Seperangkat gong kecil yang disusun dalam bingkai, dimainkan untuk menghias melodi.
- Gendang (Kendang): Alat musik membran yang digunakan untuk mengatur tempo dan dinamika.
- Slenthem: Alat musik bilah logam dengan suara rendah, mirip dengan gender, yang memainkan melodi dasar.
- Rebab (opsional): Alat musik gesek yang kadang digunakan untuk memimpin melodi.
- Suling (opsional): Alat musik tiup bambu yang menambah variasi melodi.
Gamelan ini biasanya terbuat dari logam (seperti perunggu atau besi) untuk alat-alat bilah dan gong, serta kayu untuk bingkai dan beberapa bagian gendang. Desainnya dihias dengan ukiran tradisional yang mencerminkan estetika seni Jawa, meskipun beberapa elemen dekoratif mungkin telah disesuaikan dengan gaya lokal Kutai.
Fungsi Gamelan
Gamelan di Kedaton Kutai Kartanegara memiliki fungsi utama sebagai berikut:
Pengiring Acara Seremonial:
Gamelan dimainkan selama upacara adat kesultanan, seperti penobatan sultan, pernikahan kerajaan, atau acara keagamaan. Misalnya, saat Festival Erau, gamelan sering digunakan untuk mengiringi tarian tradisional seperti Tari Ganjar-ganjur atau Tari Topeng.
Suara gamelan menciptakan suasana khidmat dan megah, yang sesuai dengan status kesultanan sebagai pusat budaya dan kekuasaan.
Simbol Status dan Identitas Budaya:
Keberadaan gamelan di sisi singgasana menegaskan hubungan historis Kesultanan Kutai dengan budaya Jawa dan menunjukkan kemampuan kesultanan untuk mengadopsi seni tinggi dari kerajaan-kerajaan besar di Nusantara.
Gamelan juga menjadi simbol keberlanjutan tradisi seni keraton, yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Hiburan dan Pendidikan:
Gamelan digunakan untuk menghibur tamu-tamu penting yang berkunjung ke kedaton, seperti pejabat pemerintah atau wisatawan budaya.
Dalam konteks modern, gamelan juga menjadi media pendidikan budaya, mengenalkan generasi muda kepada seni tradisional Kutai dan Jawa.
Konteks Penggunaan di Kedaton
Gamelan di Kedaton Kutai Kartanegara tidak dimainkan setiap hari, melainkan pada acara-acara khusus yang berkaitan dengan kesultanan atau kegiatan budaya di Tenggarong. Beberapa momen penting ketika gamelan dimainkan meliputi:
![]() |
Festival Erau, Kedaton Kutai Kartanegara Foto (IG @info_kukar) |
Festival Erau: Perayaan budaya tahunan di Tenggarong yang melibatkan berbagai pertunjukan seni, termasuk tarian dan musik gamelan. Festival ini dihadiri oleh sultan dan menjadi ajang pelestarian budaya Kutai.
Upacara Adat: Seperti peringatan hari jadi Kesultanan Kutai Kartanegara atau acara keagamaan tertentu.
Penyambutan Tamu: Gamelan kadang dimainkan untuk menyambut tamu kehormatan, seperti pejabat daerah atau tokoh budaya.
Pagelaran Seni: Kedaton sering menjadi tempat pertunjukan seni tradisional, di mana gamelan mengiringi tarian atau drama tari yang mengisahkan sejarah Kutai.
Pemain gamelan biasanya adalah seniman lokal atau anggota kelompok seni yang terlatih dalam tradisi musik keraton. Mereka mungkin berasal dari komunitas di sekitar Tenggarong atau memiliki hubungan dengan Lembaga Kesultanan Kutai Kartanegara.
Nilai Budaya dan Pelestarian
Kedaton Kutai Kartanegara bukan hanya bangunan bersejarah, tetapi juga simbol kejayaan dan identitas budaya Kesultanan Kutai Kartanegara, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia.
Revitalisasi Kedaton Kutai Kartanegara pada tahun 2002 bertujuan untuk melestarikan tradisi dan warisan budaya Kutai, sekaligus mempromosikan kekayaan budaya Kalimantan ke tingkat nasional dan internasional.
Keberadaan Kedaton Kutai Kartanegara sebagai pusat kegiatan budaya, seperti Festival Erau, memperkuat peran kesultanan sebagai mitra pemerintah daerah dalam memajukan pariwisata dan pendidikan sejarah.
Sultan saat ini, Sultan Aji Muhammad Arifin (Sultan Kutai XXI, bertakhta sejak 2018), memiliki status kehormatan dan dihormati oleh masyarakat Kutai.
Kedaton Kutai Kartanegara menjadi tempat penting untuk menjaga hubungan antara kesultanan dan masyarakat, serta memperkenalkan sejarah Kesultanan Kutai kepada generasi muda.
Jalur Lokasi dan Konteks Geografis
Google Map Kedaton Kutai Kartanegara
Alamat dan Nomor telepon Kedaton Kutai Kartanegara
- Alamat Kedaton Kutai Kartanegara: Jl. Monumen Timur, Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
- Kodepost Kedaton Kutai Kartanegara: 75513
- Nomor telepon Kedaton Kutai Kartanegara:-
Kedaton Kutai Kartanegara terletak di tepi Sungai Mahakam, yang secara historis menjadi arteri transportasi dan perdagangan utama kesultanan.
Meskipun bangunan baru tidak lagi menghadap sungai, keberadaan Sungai Mahakam tetap menambah pesona lokasi ini.
Kedaton Kutai Kartanegara berdekatan dengan Jembatan Besi yang merupakan sejarah kemajuan teknologi jembatan zaman dulu, serta berdekatan dengan Tugu Adipura dan Taman tanjong yang jaraknya hanya sekitar 500 meter atau sekitar 7 menit berjalan kaki.
Dari Samarinda, atau Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto ke Kedaton Kutai Kartanegara jaraknya sekitar 53,5 km, dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit lebih, tergantung kondisi lalu lintas.
Dari Balikpapan, atau Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan ke Kedaton Kutai Kartanegara perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 - 3 jam dengan jarak sekitar 141 Km melalui jalur darat dengan rute jalan Soekarno-Hatta.
![]() |
Peta komplek Kedaton Kutai Kartanegara Foto (Google Map) |
Kesimpulan
Kedaton Kutai Kartanegara adalah destinasi wisata budaya yang kaya akan sejarah, seni, dan tradisi. Dengan arsitektur yang memadukan unsur modern dan tradisional, kedaton menawarkan pengalaman mendalam tentang kejayaan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Fungsinya sebagai pusat pelestarian budaya, kantor kesultanan, dan objek wisata menjadikannya salah satu landmark penting di Kalimantan Timur.
Bagi pengunjung, kedaton memberikan kesempatan untuk belajar sejarah, menikmati seni tradisional, berziarah, dan membeli oleh-oleh khas daerah, menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi di Tenggarong.
Tenggarong, sebagai ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, memiliki berbagai atraksi wisata lain, seperti Pulau Kumala, Planetarium Jagad Raya, dan Museum Kayu Tuah Himba, yang melengkapi pengalaman wisata budaya di wilayah ini.
Posting Komentar untuk "Review Kedaton Kutai Kartanegara, salah satu kerajaan tertua di Nusantara"