Review Museum Kayu Tuah Himba, destinasi wisata edukasi di Tenggarong

 Pancurajipost.com - Museum Kayu Tuah Himba, yang terletak di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, adalah destinasi wisata edukasi yang berfokus pada kekayaan hutan Kalimantan, khususnya berbagai jenis kayu dan hasil hutan lainnya. 

Museum Kayu Tuah Himba, Tenggarong
Museum Kayu Tuah Himba, Tenggarong Foto (Rdwn)

Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai museum ini berdasarkan informasi yang tersedia:

Sejarah dan Latar Belakang

Museum Kayu Tuah Himba didirikan pada tahun 1990 dan diresmikan secara simbolis pada tahun 1991. Pembangunannya dilatarbelakangi oleh kekhawatiran akan punahnya jenis-jenis kayu endemik Kalimantan akibat penebangan hutan secara besar-besaran untuk keperluan industri. 

Tujuan utama museum ini adalah untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan hutan Kalimantan kepada masyarakat, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam. 

Koleksi kayu beserta keterangan di Museum Kayu Tuah Himba Foto
Koleksi kayu beserta keterangan di Museum Kayu Tuah Himba Foto

Nama "Tuah Himba" diambil dari semboyan Kota Tenggarong, "Tuah Himba Untung Langgong," yang berarti "menjaga kekayaan hutan dan alam akan menghasilkan manfaat yang langgeng."

Museum ini berlokasi di Jalan Museum Kayu, Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, sekitar 600 meter dari Waduk Panji Sukarame dan 3 km dari pusat kota Tenggarong. 

Miniatur Rumah adat dayak, Lamin Adat di Museum Kayu Tuah Himba
Miniatur Rumah adat dayak, Lamin Adat di Museum Kayu Tuah Himba Foto (Stella Kartika)

Bangunannya berbentuk rumah panggung khas Kalimantan dengan ukuran 20 x 20 meter persegi, seluruhnya terbuat dari kayu berkualitas tinggi, mencerminkan arsitektur tradisional Kalimantan.

Koleksi Museum

Museum Kayu Tuah Himba tidak berfokus pada peninggalan sejarah kerajaan atau prasejarah, melainkan pada koleksi yang berkaitan dengan flora dan fauna Kalimantan, terutama kayu. Berikut adalah beberapa koleksi unggulan:

Jenis-Jenis Kayu:

Koleksi kayu di Museum Kayu Tuah Himba
Koleksi kayu beserta keterangan di Museum Kayu Tuah Himba Foto
Museum ini memiliki koleksi sekitar 220 jenis kayu perdagangan yang tumbuh di Kalimantan, termasuk kayu ulin, yang hanya ditemukan di pulau ini. Kayu ulin dikenal karena kekuatan dan ketahanannya.

Terdapat fosil kayu berusia ratusan tahun yang telah berubah menjadi batu, menunjukkan proses alam yang unik.

Koleksi lempengan kayu kapur berdiameter 60 cm, yang dahulu digunakan sebagai fondasi bangunan, juga dipamerkan. Pohon kapur ini bisa tumbuh hingga 60 meter di alam liar.

Daun dan Biji-Bijian:

daun kering pohon Kalimantan,  Museum Kayu Tuah Himba
daun kering pohon Kalimantan,  Museum Kayu Tuah Himba
Museum menyimpan sekitar 200 jenis daun kering dari berbagai pohon Kalimantan, yang dikelompokkan dengan rapi untuk tujuan edukasi.
Koleksi biji bijian Museum Kayu Tuah Himba
Koleksi biji bijian Museum Kayu Tuah Himba Foto (Stella Kartika
Koleksi biji-bijian dari tanaman hutan tropis juga menjadi bagian dari pameran, memberikan wawasan tentang keanekaragaman flora Kalimantan.

Kerajinan Kayu dan Rotan:

Alat Tradisional Suku Dayak, bubu di Museum Kayu Tuah Himba
Alat Tradisional Suku Dayak, bubu di Museum Kayu Tuah Himba Foto (Stella Kartika)

Terdapat ruangan khusus yang memamerkan kerajinan dari kayu dan rotan, seperti lampu taman, kursi, meja, lemari, tempat tidur, dan perabot rumah tangga lainnya.

Koleksi ukiran kayu khas Kalimantan, termasuk patung Dayak Kenyah, replika rumah betang, dan rumah panjang Suku Dayak dalam bentuk miniatur, memberikan gambaran tentang budaya lokal.

Koleksi Fauna:

Buaya Muara di Museum Kayu Tuah Himba
Buaya Muara di Museum Kayu Tuah Himba Foto (Andra Bahtiar)
Salah satu daya tarik utama adalah dua buaya muara yang diawetkan, yang dikenal sebagai "Monster Sangatta." Buaya jantan berukuran 6,6 meter dengan berat 850 kg (usia sekitar 70 tahun) dan buaya betina berukuran 5,5 meter dengan berat 200 kg (usia sekitar 60 tahun). 

Keduanya ditangkap pada 10 April 1996 karena memangsa manusia di wilayah Sangatta dan Tanjung Limau. Buaya ini dipajang di ruang tengah museum sebagai penyambut pengunjung.
Kepiting di Museum Kayu Tuah Himba
Kepiting di Museum Kayu Tuah Himba Foto (Ahmad Arya)
Koleksi lain termasuk kepiting pemakan sari kelapa yang diawetkan dan kerangka kepala primata, yang menambah dimensi fauna dalam pameran.

Benda Budaya:

Patung Lembuswara di Museum Kayu Tuah Himba
Patung Lembuswara di Museum Kayu Tuah Himba Foto (Stella Kartika)
Museum menyimpan instrumen musik khas Suku Dayak, Replika Lamin Adat, peti mati tradisional Dayak, dan replika alat-alat berburu serta peralatan rumah tangga Suku Dayak.

Patung Lembuswana, hewan mitologi yang menjadi maskot Kutai Kartanegara, juga dipajang di pintu masuk, menambah nilai budaya lokal.

Jalur akses Museum Kayu Tuah Himba

Google Map Museum Kayu Tuah Himba

Alamat dan nomor telepon Museum Kayu Tuah Himba

  • Alamat Museum Kayu Tuah Himba : Jalan Anggana, Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
  • Kodepost Museum Kayu Tuah Himba: 75514
  • Nomor telepon Museum Kayu Tuah Himba: 081346283009
  • Email : museumkayutenggarong@gmail.com

Fasilitas dan Aktivitas

Aksesibilitas: Museum ini lebih mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi karena transportasi umum di Tenggarong masih terbatas. Lokasinya yang dekat dengan Waduk Panji Sukarame membuatnya cocok dikunjungi bersamaan dengan destinasi wisata lain di sekitar.

Dari Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto ke Museum Kayu Tuah Himba Sekitar 57 km, atau sekitar 1 jam 31 menit.

Dari Balikpapan/Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan ke Museum Kayu Tuah Himba Sekitar 143 km, memakan waktu 2 jam  47 menit melalui jalur tol Balikpapan-Samarinda.

Sedangkan dari Tugu Adipura atau Taman Tanjong ke Museum Kayu Tuah Himba sekitar 3 Km atau 5 menit berkendara.

Tarif Masuk: Per 2023, tiket masuk untuk dewasa adalah Rp5.000, sedangkan untuk anak-anak Rp3.000, menjadikannya destinasi yang sangat terjangkau.

Patung kayu di Museum Kayu Tuah Himba
Patung kayu di Museum Kayu Tuah Himba Foto (Stella Kartika)

Aktivitas: Pengunjung dapat mempelajari kekayaan alam Kalimantan, mengambil foto koleksi, dan menikmati suasana rumah panggung yang autentik. 

Petugas museum juga bersedia menjelaskan koleksi secara rinci, meskipun beberapa pengunjung mencatat bahwa informasi tertulis di pameran masih terbatas.

Edukasi: Museum ini ideal untuk pelajar, peneliti, atau penggemar kehutanan, dengan koleksi yang memberikan wawasan tentang ekosistem hutan tropis Kalimantan.

Daya Tarik dan Keunikan

Buaya muara di Museum Kayu Tuah Himba
Buaya muara di Museum Kayu Tuah Himba Foto (Muhammad Iftor)
Buaya Raksasa: Keberadaan dua buaya muara yang diawetkan menjadi magnet utama, terutama karena sejarah kelamnya sebagai pemangsa manusia. Cerita lokal bahkan menyebutkan bahwa buaya ini adalah jelmaan manusia yang dikutuk, menambah elemen mistis.

Arsitektur Tradisional: Bangunan rumah panggung dari kayu berkualitas tinggi memberikan pengalaman seperti berada di pedalaman Kalimantan.

Edukasi Lingkungan: Museum ini tidak hanya menampilkan koleksi, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pelestarian hutan, yang relevan di tengah isu deforestasi.

Konteks Budaya: Koleksi seperti patung Lembuswana dan miniatur rumah adat Dayak menghubungkan pengunjung dengan warisan budaya Kutai Kartanegara.

Tantangan dan Saran

Beberapa pengunjung mencatat bahwa informasi tentang koleksi di museum ini masih terbatas, dan papan penjelasan bisa ditingkatkan dengan teknologi modern seperti slide atau video interaktif. 

Selain itu, lokasinya yang agak tersembunyi dan kurangnya transportasi umum dapat menyulitkan wisatawan. Untuk pengunjung dengan alergi debu, perlu berhati-hati karena beberapa area mungkin berdebu.

Kesimpulan

Museum Kayu Tuah Himba adalah destinasi yang wajib dikunjungi bagi mereka yang ingin memahami kekayaan alam dan budaya Kalimantan Timur. 

Dengan koleksi kayu, kerajinan, dan fauna yang unik, serta arsitektur rumah panggung yang autentik, museum ini menawarkan pengalaman edukasi yang menarik dan terjangkau. 

Keberadaan buaya raksasa yang diawetkan menambah daya tarik yang tak terlupakan, sementara pesan pelestarian lingkungan yang diusung museum ini relevan untuk semua generasi. 

Untuk pengalaman terbaik, kunjungi museum ini bersama destinasi lain di Tenggarong, seperti Museum Mulawarman atau Waduk Panji Sukarame.

YH Reporter
YH Reporter Saya adalah Seorang IT dan Penulis, Pernah Bekerja di Instansi Pemerintahan dan Swasta. Sumbangsih kepada Negara dengan mengangkat tulisan di Sektor Wisata sebagai 5 besar penggerak perekonomian Indonesia.

Posting Komentar untuk "Review Museum Kayu Tuah Himba, destinasi wisata edukasi di Tenggarong"