Pancurajipost.com - Museum Batiwakkal adalah museum sejarah yang terletak di Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Museum Batiwakkal merupakan transformasi dari Keraton Kesultanan Gunung Tabur, yang memiliki nilai historis dan budaya yang signifikan sebagai peninggalan Kesultanan Berau.
![]() |
Museum Batiwakkal, Berau Foto (Yanaru) |
Sejarah dan Latar Belakang
Pendiri dan Pembangunan: Museum Batiwakkal didirikan atas prakarsa Aji Putri Nurhayati, Aji Putri Kannik Berau Sanipah, Aji Putri Nural Aini, dan Aji Iskandar Ayoeb.
Pembangunan museum dimulai pada tahun 1980, setelah keraton asli yang dibangun pada tahun 1830 oleh Aji Kuning Gazi Mahyuddin hancur akibat pemboman oleh tentara Sekutu pada April 1945.
![]() |
Keraton Gunung Tabur 1830 |
Usulan pemugaran keraton disampaikan berulang kali oleh Sultan Achmad Maulana kepada pemerintah pusat, namun baru terealisasi pada 1980 dengan bantuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat I. Museum ini resmi diresmikan pada 16 September 1992.
Asal Nama: Nama "Batiwakkal" berasal dari bahasa lokal yang berarti "usaha masyarakat yang tak kenal menyerah di bawah rida Tuhan."
Nama ini mencerminkan semangat pantang menyerah masyarakat Berau dalam menjalankan tugas dan melestarikan warisan budaya.
Latar Belakang Kesultanan: Kesultanan Gunung Tabur merupakan hasil pemecahan Kesultanan Berau pada sekitar tahun 1810 menjadi dua wilayah, yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur.
Pemecahan ini terjadi akibat pelanggaran aturan suksesi kerajaan, di mana Pangeran Dipati mengangkat putranya, Aji Kuning, sebagai raja, padahal seharusnya Sultan Hasanuddin dari garis Pangeran Tua yang berhak naik tahta.web:1ස
Lokasi dan Aksesibilitas
Google Map Museum Batiwakkal Gunung Tabur
Alamat dan nomor telepon Museum Batiwakkal Gunung Tabur
- Alamat : Museum Batiwakkal Gunung Tabur, Jl. Kuran, Gn. Tabur, Kec. Gn. Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
- Kodepost Museum Batiwakkal Gunung Tabur : 77352
- Nomor telepon Museum Batiwakkal Gunung Tabur : 085246439848
- Instagram resmi @museum_batiwakkal.
-Lokasi:Museum Batiwakkal terletak di Jalan Kuran,Gunung Tabur, Kabupaten Berau, sekitar 10 km dari Bandara Kalimarau dan 12,3 km dari Terminal Bus Gayam.
Dari pusat kota Tanjung Redeb, museum dapat dicapai dalam waktu sekitar 40 menit dengan mobil atau sepeda motor, atau sekitar 5 menit dengan perahu ketinting melintasi Sungai Segah, memberikan pengalaman unik bagi pengunjung.
Jam Operasional: Museum buka dari Senin hingga Jumat, pukul 08.30–16.00 WIB, dan tutup pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
Biaya Masuk: Tiket masuk cukup terjangkau, yaitu Rp5.000 untuk dewasa, Rp2.000 untuk anak-anak, dan harga khusus untuk wisatawan asing, Bahkan kunjungan bisa gratis dengan catatan pengunjung menjaga koleksi museum.
Koleksi Museum
Museum Batiwakkal menyimpan sekitar 549 koleksi benda bersejarah yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Kesultanan Gunung Tabur. Koleksi ini dikelompokkan ke dalam beberapa kategori:
![]() |
Singgasana Kesultanan Gunung Tabur Foto (Yanaru) |
Historika: Termasuk Singgasana Kesultanan Gunung Tabur, ranjang tempat tidur Sultan Achmad Maulana, dan pedang peninggalan Sultan.
![]() |
ranjang tempat tidur Sultan Achmad Maulana |
![]() |
Pedang Pusaka Sultan Muhammad Siranuddin Foto (Om Theo) |
Etnografika: Pakaian kebesaran raja, pernak-pernik, dan benda-benda yang mencerminkan adat istiadat kerajaan, seperti ranjang permaisuri pascamelahirkan dan tempat tidur pengantin.
![]() |
Walaqsugi Walagandi |
Walaqsugi Walagandi : Pelaminan bangsawan Berau, Sugi artinya kaya, dan Gandi artinya Ganda. Yang dimaksud ganda disini adalah penempatan tempat serba dua, berlantai dua, tingkat dan atap nya dua.
Filosofinya adalah siapasaja yang melaksanakan pernikahan dipelaminan ini, seluruh anak,cucu, juriyat raja mendapat keturunan yang baik, rezeki lancar, serta kekayaan yang berlipat ganda.
Keramologika: Beragam keramik, seperti dispenser keramik, piring, guci, cawan, mangkuk, buli-buli, cepuk, vas bunga, kendi, teko, dan baskom.
Numismatika: Mata uang kuno yang digunakan pada masa Kesultanan.
Heraldika: Benda-benda simbol kebesaran kerajaan, seperti Sulimbar dan Walasugi Walagandi.
Biologika dan Geologika: Batuan stalaktit yang digunakan sebagai penyuling air.
Koleksi Unggulan: Beberapa koleksi yang menonjol meliputi Singgasana Kesultanan Gunung Tabur, Meriam Sitti Buru, Keris Mayang Sentana, Kahar Suhung, Katupung Ammas, Baddil Kuning, Buah Paung Janggi, dan Meriam Sipetani.
![]() |
Keramologika di Museum Batiwakkal Foto (Yanaru) |
![]() |
Tempat Ayunan Bayi dan Tempat Melahirkan anak Foto (IG: @museum_batiwakkal) |
![]() |
Baju Sultan Siranuddin (1982-1921) Foto (IG: @museum_batiwakkal) |
![]() |
Baju Permaisuri Aji Dayang (istri Sultan Siranuddin) Foto (IG: @museum_batiwakkal) |
![]() |
Baju Resmi Sultan Achmad Maulana (1921-1951) Foto (IG: @museum_batiwakkal) |
![]() |
Pakaian Resmi Ratu Rahbah, Istri Sultan Ahmad Maulana (1921-1951) Foto (IG: @museum_batiwakkal) |
![]() |
Koleksi Mata Uang Kertas Indonesia Foto ( |
Peran dalam Pelestarian Budaya
Museum Batiwakkal memainkan peran penting dalam melestarikan nilai-nilai kearifan lokal Berau melalui berbagai kegiatan, seperti:
Edukasi: Dialog dan bimbingan edukasi kepada pengunjung untuk memahami sejarah dan budaya Berau.
Kegiatan Komunitas: Latihan menari untuk anak-anak sekitar museum dan pemutaran film tentang sejarah Berau.
Wisata Edukatif: Sebagai objek wisata pendidikan, museum ini menarik pengunjung untuk mempelajari sejarah Kesultanan Gunung Tabur dan perkembangan Islam di Berau, termasuk melalui koleksi seperti kitab suci yang menjadi saksi perkembangan Islam di wilayah tersebut.
![]() |
Tempat Batammat(khatam Alquran) Foto (Yanaru) |
Keunikan dan Nilai Budaya
Arsitektur: Bangunan museum berwarna kuning setengah tua, mencerminkan gaya istana kerajaan khas Kalimantan dan Sumatra. Bangunan ini juga terdaftar sebagai cagar budaya dengan nomor registrasi RNCB.19990112.02.000921.
Makna Budaya: Museum ini menjadi jendela sejarah yang memperlihatkan kehidupan Kesultanan Gunung Tabur, termasuk tradisi dan adat istiadat yang diwariskan, seperti ranjang permaisuri dan benda-benda yang menunjukkan kehidupan kerajaan.
Kunjungan: Museum ini ramai dikunjungi, terutama pada masa libur sekolah atau menjelang liburan, dengan jumlah pengunjung bisa mencapai 600–1.000 orang pada periode tertentu.
Pengunjung dari luar Berau sering datang secara berkelompok setelah mengunjungi destinasi wisata bahari.
Informasi Tambahan
Pengelolaan: Museum dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau, dengan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan standar museum agar setara dengan museum tipe A seperti Museum Mulawarman.
Posting Komentar untuk "Review Museum Batiwakkal Gunung Tabur, transformasi Keraton Kesultanan Gunung Tabur"